Peneliti Sebut Mesin Cuci Punya Bakteri yang Resistan Obat | Kesehatan - Gatra

Peneliti Sebut Mesin Cuci Punya Bakteri yang Resistan Obat | Kesehatan - Gatra Rss Online Peneliti Sebut Mesin Cuci Punya Bakteri yang Resistan Obat | Kesehatan - Gatra, Kesehatan,

Judul Postingan : Peneliti Sebut Mesin Cuci Punya Bakteri yang Resistan Obat | Kesehatan - Gatra
Share link ini: Peneliti Sebut Mesin Cuci Punya Bakteri yang Resistan Obat | Kesehatan - Gatra

BACA JUGA


Peneliti Sebut Mesin Cuci Punya Bakteri yang Resistan Obat | Kesehatan - Gatra

Jakarta, Gatra.com - Sebuah studi menunjukkan beberapa mesin cuci dapat mengandung bakteri yang resistan terhadap obat, yang dapat menimbulkan risiko bagi orang yang rentan terkena penyakit.

Dilansir Live Science, untuk pertama kalinya, sejumlah ahli meneliti mesin cuci yang diujikan dengan penyebaran bakteri yang resistan terhadap obat pada bayi yang baru lahir di rumah sakit Jerman. Peneliti itu menemukan mesin cuci itu menyebarkan patogen berbahaya kepada pasien.

Salah satu peneliti dari Institut Kebersihan dan Kesehatan Masyarakat University Hospital Bonn, Jerman, Dr. Ricarda Schmithausen mengatakan, kasus ini sangat tidak biasa untuk rumah sakit, karena memakai jenis mesin cuci rumah tangga, daripada mesin industri yang biasanya digunakan untuk perawatan kesehatan di rumah sakit.

Artinya, studi ini memiliki implikasi untuk mesin cuci rumah tangga, khususnya mesin hemat energi yang menggunakan suhu air yang lebih rendah, yang lebih kecil kemungkinannya untuk membunuh patogen.

Berdasarkan studi kasus dalam jurnal Applied and Environmental Microbiology, yang ditulis Healthline, Jumat (27/9), dokter di rumah sakit Jerman itu memperhatikan bahwa bayi baru lahir di fasilitas mereka terus menunjukkan hasil tes positif terkait jenis bakteri yang resistan terhadap obat, dikenal sebagai Klebsiella Oxytoca. Bakteri ini diketahui menyebabkan infeksi serius di rangkaian perawatan kesehatan, seperti di panti jompo dan unit perawatan intensif.

Bayi yang baru lahir sebenarnya tidak sakit karena K. Oxytoca. Bakteri itu ditemukan di kulit mereka tanpa menyebabkan infeksi. Tetapi kehadirannya masih memprihatinkan, mengingat hal itu dapat menyebabkan kondisi seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi luka, terutama pada mereka yang sistem kekebalannya melemah.

Pada awalnya, para dokter mengira bakteri itu bisa berpindah dari petugas kesehatan atau ibu sendiri ke bayi mereka, tetapi hasil tes mengesampingkan hipotesis itu.

Selanjutnya, dokter menguji beberapa permukaan di rumah sakit, seperti inkubator bayi, tetapi ini juga kembali negatif. Akhirnya, mereka melacak sumber ke mesin cuci tertentu. Sampel yang diambil dari segel pintu karet mesin cuci dan kompartemen deterjen diuji positif untuk K. Oxytoca.

Pencuci rumah tangga biasanya tidak diizinkan untuk mencuci pakaian pasien di rumah sakit. "Tetapi dalam kasus ini, mesin cuci tersebut berada di luar fasilitas binatu pusat rumah sakit, dan itu hanya digunakan untuk mencuci pakaian ibu, penutup kepala serta kaus kaki untuk bayi yang baru lahir," kata para penulis.

Setelah staf perawatan kesehatan berhenti menggunakan mesin cuci ini, tidak ada lagi kasus K. Oksitosin yang berpindah ke bayi yang baru lahir. Penulis menyimpulkan, mesin cuci harus diselidiki lebih lanjut sebagai sumber yang berpotensi mengontaminasi dalam perawatan kesehatan.

Selain itu, penulis mengatakan bahwa dengan mesin cuci rumah tangga, orang mungkin perlu mengambil tindakan pencegahan terlebih untuk kelompok orang yang rentan terkena penyakit, seperti orang-orang tua, orang yang memiliki masalah pada sistem kekebalan tubuh, serta orang dengan luka infeksi yang mengeluarkan nanah.

Kendati begitu, menurut spesialis penyakit menular di The Johns Hopkins Center for Health Security, Dr. Amesh Adalja, orang tidak perlu khawatir tentang mesin cuci mereka yang menyimpan bakteri. Ia mengingatkan bahwa mesin cuci memang dirancang untuk menghilangkan kotoran dan bau, tetapi tidak dirancang untuk membuat pakaian seseorang steril dari bakteri.

"[Mesin cuci] tidak cukup panas untuk membunuh setiap bentuk bakteri yang ada di pakaianmu. Kebanyakan bakteri di tubuh dan pakaian kita tidak berbahaya. Sebab sebagian besar bakteri tidak menyebabkan masalah bagi manusia," papar Adalja.

Namun, Adalja mengatakan bahwa laporan itu menggambarkan suatu keadaan khusus, terutama untuk standar kebersihan rumah sakit.

Senada dengan Adalja, penulis penelitian senior sekaligus Ketua dan Direktur Institute for Hygiene and Health Public di University Hospital Bon, Dr. Martin Exner, merekomendasikan untuk mencuci cucian pada suhu yang lebih tinggi, atau dengan desinfektan yang efisien untuk menghindari penularan patogen.


Reporter: Erlina Fury Santika
Editor: MS Widodo




Share on Google Plus

- Silly

-.

0 Comments :

Post a Comment