Judul Postingan : Pemangkasan Jumlah Cabang Olahraga PON, Psikologis Atlet Harus Dipertimbangkan - Pikiran Rakyat
Share link ini: Pemangkasan Jumlah Cabang Olahraga PON, Psikologis Atlet Harus Dipertimbangkan - Pikiran Rakyat
Pemangkasan Jumlah Cabang Olahraga PON, Psikologis Atlet Harus Dipertimbangkan - Pikiran Rakyat
BANDUNG, (PR).- Wacana pemangkasan jumlah cabang olah raga yang dipertandingkan pada PON XX/2020 di Papua dari 47 cabang olah raga menjadi 37 cabang olah raga mulai menuai respons. Ketua Umum KONI Jabar Ahmad Saefudin menilai, pemangkasan tersebut bakal lebih berdampak psikologis terhadap para atlet yang cabang olah raganya batal dipertandingkan.
"Saya mengetahui kabar tersebut dari e-mail yang masuk. Sementara ini Menpora memutuskan begitu (pemangkasan jumlah cabor PON), belum resmi, (yang dipertandingkan) adalah cabor-cabor olimpik dan bagi saya memang itu wajib dipertandingkan di PON. Tapi apakah mungkin tidak ada privellege (hak istimewa) untuk PB PON (dalam melibatkan cabor-cabor unggulan mereka). Belum jelas juga cabor yang dipangkas," kata Ahmad Saefudin di sela-sela penandatanganan naskah perjanjian kerja sama antara KONI Jabar, UPI, STKIP Pasundan, daa Lapas Kelas 1 Sukamiskin di Gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Selasa, 27 Agustus 2019.
Dia menilai, pemangkasan tersebut pasti akan merugikan pada beberapa aspek. Menurut dia, program pembinaan yang sudah berjalan pada cabor-cabor yang batal dipertandingkan bakal sia-sia. Belum lagi dari sisi anggaran yang sudah terpakai untuk persiapan dan harus dipertanggungjawabkan.
"Tapi kerugian yang paling utama adalah batiniah para atlet yang sudah mempersiapkan diri. Saya pikir akan sulit bagi mereka untuk menerima. Jadi ;ebih ke psikologis atlet (yang cabornya batal dipertandingkan). Bayangkan, atlet sudah mempersiapkan diri matang-matang, tiba-tiba menjelang akhir pesiapan begini cabornya tidak dipertandingkan," kata Ahmad.
Dari sisi prestasi, kata Ahmad, Jabar tidak terlalu risau dengan pemangkasan jumlah cabor itu. Menurut Ahmad, jika memang pemangkasan dilakukan, Jabar justru bisa jadi diuntungkan. Pasalnya, kata Ahmad, atlet-atlet Jabar merupakan unggulan pada cabor-cabor olimpik.
"Kalau dibilang diuntungkan dari sisi keprestasian, ya diuntungkan. Sejak awal kami sudah berhitung, kontribusi atlet Jabar untuk prestasi Indonesia pada ajang cabor olimpik seperti SEA Games dan Asian Games itu sangat besar, paling besar dari daerah lain. Nanti kita hitung ulang, yang pasti sangat memungkinkan kita masih diuntungkan kalau di PON hanya digelar cabor olimpik," ujar Ahmad.
Namun Ahmad menegaskan, jika memang pemangkasan jumlah cabor dilakukan, pemerintah harus memiliki opsi untuk menggelar pertandingan dnegan level kompetitif seperti PON. Pertandingan tersebut untuk mengakomodasi atlet-atlet yang sudah mempersiapkan diri untuk PON namun cabornya batal dipertandingkan.
"Harus ada solusi berupa pertandingan, apakah di luar PON atau bagaimana. Yang penting levelnya harus seperti POn supaya marwah kompetisi tertingginya tetap ada,entah namanya apa, akan kami usulkan nanti," kata Ahmad.
Merumuskan strategi
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa Barat Engkus Sutisna mengatakan, pihaknya akan segera merumuskan strategi apabila pemangkasan jumlah cabor PON benar-benar dilakukan. Apalagi, Jabar sebagai juara bertahan PON bertekad untuk kembali meraih supremasi tertinggi pesta olah raga terbesar di Indonesia itu.
"Posisi kita masih menunggu keputusan resmi dari pemerintah. Kita lihat dulu juga cabor-cabor yang dihapusnya, kan belum jelas. Yang pasti soal strategi ke depan akna dikoordinasikan dengan banyak pihak, terutama KONI Jabar," tutur Engkus.
Sebagai informasi, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengumumkan pemangkasan cabang olahraga (cabor) PON 2020. Ajang di Papua nantinya mempertandingkan 37 dari sebelumnya 47 cabor. Imam yang didampingi Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan pernyataan resmi seusai menghadiri rapat terbatas dipimpin Presiden Joko Widodo dengan topik "Persiapan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional dan Peparnas Tahun 2020 di Provinsi Papua".
"Tadi diputuskan rasionalisasi cabor dan jumlah pertandingan, memang 47 cabor dan 700-an pertandingan harus dilihat secara utuh, mana yang mungkin dipertandingkan, tapi tidak boleh lepas dari Olimpiade. Maka PON 2020 akan dirasionalisasi menjadi 37 cabor," ujar Imam Nahrawi seperti dilansir Antara.
Namun, Imam Nahrawi tidak menyebutkan 10 cabor yang dipangkas dan menunggu pengkajian berikutnya. Dia mengatakan hanya mengacu cabor olimpik. Selain itu, disampaikan pula bahwa PON 2020 yang semula dijadwalkan bergulir 9-21 September 2020 digeser menjadi Oktober 2020.***
0 Comments :
Post a Comment