Judul Postingan : Puncak Makkaroewa di Maros, Wisata Alam Alternatif Bagi Millenial Hobi Swafoto | merdeka.com - merdeka.com
Share link ini: Puncak Makkaroewa di Maros, Wisata Alam Alternatif Bagi Millenial Hobi Swafoto | merdeka.com - merdeka.com
Puncak Makkaroewa di Maros, Wisata Alam Alternatif Bagi Millenial Hobi Swafoto | merdeka.com - merdeka.com
Merdeka.com - Puncak Makkaroewa di Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, yang berjarak sekitar 35 kilometer dari pusat Kota Maros, kini jadi salah satu wisata alternatif. Khususnya bagi kaum millenial yang hobi swafoto atau selfie di tengah pepohonan pinus.
BERITA TERKAIT
Beberapa spot untuk berfoto disediakan. Misalnya panggung cinta, rumah hobbit, meja dan kursi dari kayu. Ditambah hawanya yang sejuk karena berada di ketinggian kurang lebih 900 MDPL. Pengunjung betah berlama-lama menunggu sunrise atau sunset menyembul lalu menghilang di balik punggung gunung Bulusaraung.
Jalannya mendaki, curam berkelok. Pengunjung juga harus berhati-hati karena jalan berkerikil sehingga kendaraan rawan terjatuh khususnya motor. Harga tiket tidak menguras kantong. Hanya Rp 5.000 per kepala. Dengan waktu kunjung mulai pagi hingga petang jelang maghrib.
"Lumayan pengunjung yang datang. Khususnya di momen weekend, sampai 200 orang yang berkunjung," tutur Muhajir, (25), salah seorang pemuda setempat, pengelola wisata alam yang masih berada dalam kawasan hutan pendidikan Universitas Hasanudin (Unhas).
Muhajir menjelaskan, ide wisata alam ini berawal pembentukan Forum Pemuda Labuaja. Selanjutnya mereka berpikir agar ada dana untuk pemberdayaan desa. Hingga akhirnya terpikirkan memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 1 hektare dalam kawasan hutan pendidikan Unhas itu.
"Di hutan ini warga biasanya manfaatkan untuk cari kayu bakar dan madu. Lalu kita berinisiatif menyulapnya jadi lokasi wisata agar lebih bermanfaat. Maka jadilah tempat foto-foto mencontoh lokasi wisata di daerah lain seperti wisata alam Buttu Macca, Kabupaten Enrekang yang menyajikan spot-spot foto. Dibuka sejak tahun 2017 lalu. Pemasukan dari tiket pengunjung dimasukkan menjadi Pendapat Asli Desa (PADs)," ujar Muhajir.
Pantauan Merdeka.com di lokasi, ada beberapa lokasi atau spot foto yang terlihat reyot dan warna buram. Diakuinya, untuk mempercantik objek wisata ini membutuhkan dana besar.
"Kami terkendala dana untuk pengembangannya. Ke depan, jika dana sudah cukup, wahana yang sudah ada akan diperbaiki, ditambah yang kurang yakni wahana berciri outbound seperti sepeda melayang," kata Muhajir.
Marwah, (18), warga asal Makassar yang ditemui di lokasi wisata alam puncak Makkaroewa, Minggu, (23/6) mengatakan, kedatangannya ini sudah kali kedua.
"Bosan di Makassar kalau ke Losari lihat laut. Sekali-kali suasana pegunungan. Hawanya sejuk jadi nyaman dirasa," tutur Marwah. [noe]
0 Comments :
Post a Comment