Orthorexia, Obsesi Makan Sehat yang Justru Bisa Ganggu Kesehatan - Detikcom

Orthorexia, Obsesi Makan Sehat yang Justru Bisa Ganggu Kesehatan - Detikcom Rss Online Orthorexia, Obsesi Makan Sehat yang Justru Bisa Ganggu Kesehatan - Detikcom, Kesehatan,

Judul Postingan : Orthorexia, Obsesi Makan Sehat yang Justru Bisa Ganggu Kesehatan - Detikcom
Share link ini: Orthorexia, Obsesi Makan Sehat yang Justru Bisa Ganggu Kesehatan - Detikcom

BACA JUGA


Orthorexia, Obsesi Makan Sehat yang Justru Bisa Ganggu Kesehatan - Detikcom

Jakarta - Semua orang tentu ingin hidup sehat, dengan menjalani pola makan sehat dan olahraga secara teratur. Tapi bagaimana jika keinginan sehat justru menjadi sebuah obsesi yang bisa membahayakan tubuh?

Waspadailah timbulnya orthorexia, obsesi makan sehat berlebihan yang berakibat pada gangguan pola makan. Seperti apa?

Seperti dikutip dari She Knows, sejumlah pakar menganggap orthorexia sebagai gangguan makan, meskipun belum bisa dikategorikan sebagai gangguan mental. Artinya, diagnosa orthorexia secara resmi oleh dokter sebagai gangguan pola makan memang belum ditentukan, namun bukan berarti tidak perlu diwaspadai.

"Bukan berarti gangguan ini tidak ada, karena ada banyak gangguan yang dalam satu waktu bukanlah bagian dari DSM (klasifikasi standar gangguan mental yang digunakan oleh profesional kesehatan mental di Amerika Serikat -red)," kata psikoterapis Kevon Owen.

Sementara itu psikolog Dr. Kelsey M. Latimer, pendiri Hello Goodlife menjelaskan bahwa orthorexia adalah perilaku di mana seseorang terlalu fokus untuk 'makan sehat'. Hal itu sering kali menyebabkan dia sangat membatasi jenis makanan yang akan dikonsumsi, karena takut makanan yang 'tidak bersih' atau 'tidak murni' masuk ke tubuh.

Orthorexia, Obsesi Makan Sehat yang Justru Bisa Ganggu KesehatanFoto: shutterstock

"Awalnya mungkin terdengar sehat bagi orang tersebut karena mereka menganggap telah menyingkirkan hal-hal yang dianggap tidak sehat, tetapi bisa jadi sangat berbahaya dan menyebabkan kekurangan nutrisi dan penurunan berat badan yang berbahaya bagi sebagian orang," kata Kelsey.

Meskipun belum bisa didiagnosa secara resmi, pengidap orthorexia memperlihatkan beberapa gejala spesifik. Direktur situs The Renfrew Center of Charlotte sekaligus terapis perkawinan dan keluarga berlisensi, Ashley Moser, mengatakan, "Beberapa cirinya adalah terus-menerus memeriksa daftar bahan dan label nutrisi pada makanan, menolak makan makanan yang dilabeli 'tidak sehat' atau diproses dan menunjukkan tingkat stres tinggi ketika 'makanan sehat' tidak tersedia."

Bagi orang dengan orthorexia, pilihan variasi makanan yang dikonsumsi menjadi lebih sempit dan sedikit. Mereka sering kali menarik diri dari lingkungan dan pertemanan agar bisa makan sendirian dan memastikan bahwa makanan yang 'aman' bagi mereka selalu tersedia.


Dr. Kelsey menambahkan bahwa perilaku tertentu yang terkait dengan orthorexia kadang juga ditemukan pada orang yang didiagnosa anoreksia. Di lain waktu, mereka tidak memenuhi kriteria diagnostik anoreksia, tetapi dia menekankan bahwa orthorexia tetap harus ditangani secara serius.

"Secara umum, jika kebiasaan makan cukup ketat membuat orang tersebut harus mengubah kehidupan normal mereka untuk mempertahankan kebiasaan ini, maka sudah saatnya melihat apakah kebiasaan ini baik untuk pikiran dan jiwa kita di samping tubuh kita," jelasnya.

Orthorexia, Obsesi Makan Sehat yang Justru Bisa Ganggu KesehatanFoto: Thinkstock

Bagaimana Menyembuhkan Orthorexia?

Menurut Ashley, penangangan terbaik untuk orthorexia adalah kombinasi terapi dan konseling nutrisi. Sangat penting untuk meningkatkan variasi makanan yang dikonsumsi.

Pendapat lain dari Kelsey, dalam kasus orthorexia parah dapat menyebabkan kekurangan gizi yang serius dan penurunan berat badan ekstrem. Maka dari itu sebaiknya segera lakukan perawatan intensif oleh tim medis profesional.

Jika belum sampai mengalami hal itu, tidak perlu melakukan perawatan intensif, namun tetap perlu berkonsultasi dengan ahli gizi atau psikolog untuk membahas kebiasaan dan ketakukan terhadap makanan tertentu.

Kapan Kebiasaan Makan Sehat Berubah Jadi Obsesif?

Kelsey mengatakan, bukanlah hal yang buruk jika seseorang ingin punya target untuk makan lebih fokus, lebih sehat, lebih banyak mengonsumsi sayuran hijau dan masak makanan sendiri. Tapi tanda yang paling terlihat ketika kebiasaan makan sehat justru berubah jadi tak sehat adalah ketika Anda mulai mengisolasi diri dan membatasi melakukan hal-hal yang sudah biasa dilakukan sebelumnya dalam hidup.


Misalnya saja tidak mau lagi makan di luar bersama teman karena takut bahan-bahan yang digunakan pada makanan tersebut tidak sehat. Bisa juga ditandai dengan terlalu lama menyiapkan makanan karena khawatir makanan olahannya tidak sesehat yang diperkirakan.

Isolasi dan pembatasan itu Anda lakukan karena takut akan berdampak pada pola makan sehat. Jadi kuncinya adalah moderasi dan keseimbangan. Jika kekurangan dari dua itu, maka kebiasaan makan sehat Anda itu adalah orthorexia.

Saksikan juga video 'Jangan Terlalu Ketat Diet! Hati-hati Jadi Orthorexia':

[Gambas:Video 20detik]

Orthorexia, Obsesi Makan Sehat yang Justru Bisa Ganggu Kesehatan

(hst/hst)

Share on Google Plus

- Silly

-.

0 Comments :

Post a Comment