Judul Postingan : News Luhut: Lihat Jokowi Enggak Bisnis, Anaknya Enggak Bisnis! - CNBC Indonesia
Share link ini: News Luhut: Lihat Jokowi Enggak Bisnis, Anaknya Enggak Bisnis! - CNBC Indonesia
News Luhut: Lihat Jokowi Enggak Bisnis, Anaknya Enggak Bisnis! - CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, memuji kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilainya bersih. Jokowi menurut Luhut, sudah bisa membawa ekonomi Indonesia stabil."Lihat Jokowi enggak bisnis, anaknya enggak bisnis. Kita butuh leader yang clean. Kalau presiden enggak bisnis, masa saya berani bisnis? Reputasi, kredibilitas, very important. Kalau kita lihat laju inflasi juga bagus," jelas Luhut di acara DBS Asian Insights Conference di Grand Ballroom Hotel Mulia Senayan, Kamis (31/1/2019).
Luhut mengatakan, perekonomian Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi tidak ada masalah.
"Ekonomi kita akan stabil sampai 2023. Jadi tidak ada alasan ekonomi kita dianggap bermasalah. Kita kan kalau lihat ekonomi tidak boleh dengan perasaan," ujar Luhut.
Di tempat yang sama, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan dalam empat tahun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) gencar membangun infrastruktur. Tak hanya jalan namun juga bandara sampai pembangkit.
Hal ini semata-mata dilakukan untuk pemerataan struktur ekonomi Indonesia. Bukan karena hal lain.
"Presiden Jokowi lakukan pembangunan infrastruktur bukan karena hobi. Tapi agar pertumbuhan merata. Di Sumatera dilakukan pembangunan supaya mendapatkan hak yang sama," ungkap Sri Mulyani.
Dijelaskan Sri Mulyani, sebagai 'tools' APBN harus selalu dijaga kesehatan dan kemandiriannya. Defisit dan surplus APBN, sambung Sri Mulyani didesain untuk mengelola ekonomi, bukan mencapai tujuan,
"Karena rakyat terutama generasi muda tak bisa menunggu. Kita tidak bisa katakan nanti kalau Indonesia kaya baru kita kasih beasiswa, ya kelewatan. Kita harus mampu pada saat yang sulit lakukan strategic spending," imbuh Sri Mulyani.
Pada 2019, infrastruktur pembangunan masih diberikan alokasi yang besar. Bencana alam, program sosial, peningkatan pendidikan bakal mendekati Rp 500 triliun.
Sementara di 2018 sendiri, momentum pertumbuhan masih kuat. Disumbang oleh konsumsi, dan government spending.
"Kami harap pertumbuhan ekonomi akan berada di 5,15-5,17% di 2018," kata Sri Mulyani. (wed/dru)
0 Comments :
Post a Comment