Judul Postingan : Kasus Demam Berdarah di 5 Daerah Selama Januari 2019 - KOMPAS.com
Share link ini: Kasus Demam Berdarah di 5 Daerah Selama Januari 2019 - KOMPAS.com
Kasus Demam Berdarah di 5 Daerah Selama Januari 2019 - KOMPAS.com
KOMPAS.com - Seiring intensitas hujan yang meningkat di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, dan Sulawesi, menyebabkan beberapa penyakit yang dapat menyerang daya tahan tubuh manusia.
Salah satu penyakit yang muncul saat ini adalah demam berdarah dengue ( DBD). Penyakit DBD menyerang sejumlah orang, tak hanya orangtua tapi juga anak-anak.
Kompas.com telah merangkum beberapa kasus yang melanda di beberapa daerah di Indonesia pada Januari 2019, berikut rinciannya:
1. Kediri
DBD melanda di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Adapun dalam rentang pertengahan Jauari 2019 ini sudah ada 265 korban, baik suspect maupun positif DBD.
Angka ini naik dari tahun sebelumnya, yaitu 151 penderita pada Januari 2018 dan 115 penderita pada Januari 2017.
Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Nur Munawaroh, mengatakan bahwa banyaknya penderita DBD saat ini karena tengah memasuki siklus DBD yang berlangsung tiga tahunan di Kabupaten Kediri.
Melihat angka yang kian meningkat tiap tahunnya, Munawaroh mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya memasuki sikap waspada Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kewaspadaan itu dengan meningkatkan pengendalian agar tidak sampai ada KLB.
Baca juga: Demam Berdarah di Kediri Mencapai 265 Kasus per Januari, 9 Meninggal
2. Jakarta
DBD dikabarkan juga meluas di daerah DKI Jakarta. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat hingga 27 Januari 2019, jumlah kejadian DBD sebanyak 613 kasus.
Sementara untuk Januari 2018 kejadian DBD sekitar 200 kasus saja. Angka ini meningkat tiga kali lipat dalam tahun 2019.
Ada lima kecamatan dengan tingkat kejadian (incidence rate/IR) tertinggi di Jakarta Barat ada 153 kasus, Jakarta Selatan ada 231 kasus, dan Jakarta Timur ada 169 kasus.
Sementara, IR adalah perhitungan kejadian per 100.000 penduduk yang digunakan untuk mengukur proporsi kejadian DBD. Semakin tinggi angka IR, semakin tinggi kejadiannya.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan bahwa tahun lalu DBD paling banyak menjangkiti anak usia sekolah 7-12 tahun, kini DBD paling banyak menjangkiti anak usia 14-15 tahun.
Selain itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan fogging di wilayah asal korban DBD dengan hasil penyelidikan epidemiologi (PE) positif.
Baca juga: Penyebaran DBD Kian Meluas di DKI
3. Manado
Di Kota Manado tercatat bahwa jumlah penderita DBD sebanyak 366 orang hingga Rabu (29/1/2019).
Sedangkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Manado, sebanyak delapan orang meninggal karena menderita DBD.
Diketahui, tempat yang menjadi perhatian utama Dinkes Manado, yakni Kelurahan Paniki Bawah.
Menurut Kepala Dinkes Manado, dr Nora Lumentut, di kelurahan ini kasus DBD tidak mengalami penurunan malahan terus bertambah.
"Tidak dipungkiri, di sana ada banyak sekali perumahan-perumahan yang tersebar di daerah Paniki Bawah. Tadi perugas puskesmas dengan kepala lingkungan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," ujar Nora.
Baca juga: 366 Warga Manado Terkena DBD, 8 Orang Meninggal
4. Sragen
Pada awal Januari 2019, DBD juga muncul di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Sejak 1-14 Januari 2019 telah ditemukan 111 kasus DBD dengan dua kasus meninggal.
Atas banyaknya kasus DBD yang melanda kabupaten ini, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menetapkan hal ini sebagai KLB DBD di Sragen.
Menurut dia, dari ratusan kasus tersebut terjadi di 19 kecamatan, seperti Kalijambe 5 kasus, Plupuh 1 kasus, Masaran 3 kasus, Kedawung 2 kasus, Gondang 1 kasus, Sambungmacan 3 kasus, Ngrampal 1 kasus, dan Sragen 2 kasus.
Kemudian, Karangmalang 2 kasus, Sidoharjo 6 kasus, Tanon 6 kasus, Gemolong 11 kasus, Miri 10 kasus, Sumberlawang 15 kasus, Mondokan 21 kasus, Sukodono 3 kasus, Gesi 2 kasus, Tangen 11 kasus, dan Jenar 6 kasus.
Temuan kasus DBD tersebut menunjukkan adanya peningkatan dibanding tahun 2018. Sepanjang tahun 2018, ditemukan ada 345 kasus DBD dan 3 kasus kematian.
Baca juga: Awal Januari 2019, Demam Berdarah di Sragen Capai 111 Kasus, 2 Meninggal
5. Ponorogo
Selain itu, kasus DBD juga tercatat telah menjangkit 420 warga Ponorogo, dengan 173 orang dipastikan positif DBD. Selain itu, dikabarkan juga tiga orang telah meninggal dunia akibat kasus ini.
Melihat banyaknya kasus di Ponorogo, bahkan sampai merenggut nyawa warganya, Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni menetapkan stastus KLB di Kabupaten Ponorogo.
Menurut Ipong, penyebaran penyakit yang mematikan itu sudah mencapai 17 dari 21 kecamatan di Kabupaten Ponorogo.
Baca juga: 3 Orang Meninggal akibat DBD, Bupati Ponorogo Tetapkan KLB
0 Comments :
Post a Comment