Ari Fahrial Syam, Tangkal Hoaks dengan Aplikasi Kesehatan - Gatra

Ari Fahrial Syam, Tangkal Hoaks dengan Aplikasi Kesehatan - Gatra Rss Online Ari Fahrial Syam, Tangkal Hoaks dengan Aplikasi Kesehatan - Gatra, Aplikasi,

Judul Postingan : Ari Fahrial Syam, Tangkal Hoaks dengan Aplikasi Kesehatan - Gatra
Share link ini: Ari Fahrial Syam, Tangkal Hoaks dengan Aplikasi Kesehatan - Gatra

BACA JUGA


Ari Fahrial Syam, Tangkal Hoaks dengan Aplikasi Kesehatan - Gatra

Jakarta, Gatra.com-Menjamurnya hoaks atau berita bohong tentang kesehatan membuat Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Ari Fahrial Syam konsern. Ahli penyakit dalam itu pun kemudian membuat sebuah aplikasi kesehatan.

Nama aplikasinya sedikit panjang, "Apa Kata Dokter". Isinya berupa informasi kesehatan ilmiah yang diklaim Guru Besar FKUI itu sahih. Aplikasi yang dapat diakses dengan telepon seluler (ponsel) berbasis android ini telah diunduh ratusan orang.

Doktor bidang studi Biomedik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2011 itu menjelaskan biaya investasi yang dia keluarkan untuk investasi tersebut tidaklah banyak. “Biayanya sekitar Rp65 juta,” katanya awal Desember lalu. 

Doktor kelahiran Jakarta, 19 Juni 1966 ini pun menjelaskan mengenai detil dari aplikasi Apa Kata Dokter. Berikut petikannya:

Bagaimana awal mula Anda membuat aplikasi Apa Kata Dokter?

Informasi kesehatan kurang disampaikan oleh orang yang memang dari ruang lingkup kesehatan. Oleh karena itu saya merasa perlu untuk mengupdate informasi ilmiah populer tentang kesehatan kepada masyarakat.

Awalnya melalui blog-blog yang ada. Kadang juga dengan wawancara media. Terus dunia ini sekarang makin marak beredar aplikasi. Akhirnya informasi-informasi yang saya tulis, hasil wawancara dengan media, semua saya jadikan informasi dengan aplikasi.

Sejak kapan Anda menggarapnya?

Untuk aplikasi ini digarap sejak sejak awal tahun ini (2018). Memang saya melihat, sekarang dunia aplikasi. Dan saya juga melihat, di satu sisi sudah mulai ada aplikasi sejenis.

Tapi itu informasinya, sumbernya kita nggak tahu darimana. Kalaupun atas nama dokter, tapi nggak jelas background-nya. Kalau ini kan informasinya saya peneliti, saya akademisi, dan saya praktisi.

Bisa menangkal informasi hoaks tentang kesehatan?

Iya benar. Saya pernah melakukan survei, bahwa 90% informasi (kesehatan) yang beredar di masyarakat itu hoaks. Kalau informasi yang beredar di masyarakat ini banyak yang hoaks, maka yang benar itu akan tertutup. Kita harus membanjiri, para dokter memberikan informasi benar kepada masyarakat.

Selain menangkal hoaks, apa lagi manfaat aplikasi ini?

Pemerintah sedang dalam krisis, karena defisit dana BPJS. Di satu sisi, pemerintah kurang melakukan upaya optimal untuk prevention dan promotion. Jadi lebih banyak mengobati (kuratif). Itu betul, nggak salah.

Tapi kalau nggak dikendalikan, bukannya makin turun, makin banyak difisitnya. Yang penting kan di sini informasi kesehatan bagaimana mencegah dan mendeteksi dini.

Seperti misalnya kasus mengenai kanker usus besar, bisa dicegah. Artinya hal-hal yang sebenarnya penting diketahui masyarakat.

Apa yang membedakan aplikasi Anda dengan aplikasi sejenis lainnya?

 Ini (aplikasi) jelas, bahwa saya penulisnya. Informasinya tentang hal-hal yang sedang ramai di masyarakat. Kalau aplikasi lainnya, informasinya bukan sedang in. Mungkin itu lebihnya. Seperti media online, tapi satu sumber. Dan itu penting buat masyarakat tahu.

Berapa biaya yang diperlukan membuat aplikasi ini?

Ini memang dibantu oleh UI untuk pembuatan ini, sekitar Rp 65 jutaan untuk bikin jadi. UI meng-encourage para stafnya untuk menghasilkan produk-produk pengabdian masyarakat. Ini juga bisa menginspirasi universitas lain agar menyediakan produk pengabdian masyarakat yang inovatif lagi.


 Reporter: Hendry Roris Sianturi

Editor: Birny Birdieni



Share on Google Plus

- Silly

-.

0 Comments :

Post a Comment