Judul Postingan : Sejak Usia Dini Ikut Olahraga Berprestasi, Ini Manfaatnya - Kompas.com - KOMPAS.com
Share link ini: Sejak Usia Dini Ikut Olahraga Berprestasi, Ini Manfaatnya - Kompas.com - KOMPAS.com
Sejak Usia Dini Ikut Olahraga Berprestasi, Ini Manfaatnya - Kompas.com - KOMPAS.com
BANDUNG, KOMPAS.com - Masih kuat dalam ingatan Teddy Tjahjono tentang sepotong pengalaman masa kecilnya di Malang, Jawa Timur.
"Saya pernah ikut bulutangkis prestasi waktu itu," kenang Teddy, Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) saat berbincang dengan Kompas.com di sela-sela perhelatan Partnership Golf Day Dasawarsa Bermartabat di Parahyangan Golf, Kota Baru Parahyangan, Bandung, Jawa Barat, Minggu (29/9/2019).
Baca juga: Lima Manfaat Yoga Ini Cocok untuk Atlet
Sempat jadi juara pada turnamen-turnamen bulutangkis usia dini di Malang, perjalanan olahraga berprestasi yang ditempuh Teddy akhirnya terhenti.
"Orangtua yang bilang ke saya supaya saya lebih baik sekolah saja," tuturnya.
Alhasil, setidaknya, dari dua orang rekan seangkatannya di klub bulutangkis, hanya Hendrawan yang melanjutkan kariernya.
Hendrawan, kelahiran Malang, 27 Juni 1972, termasuk atlet yang sukses menjadi juara dunia bulutangkis pada 2001.
Undur diri sebagai atlet bulutangkis nasional pada 2003, Hendrawan masih tetap berkecimpung di dunia olahraga yang digelutinya itu sebagai pelatih.
"Ini pentingnya anak-anak ikut olahraga berprestasi walaupun nantinya dia enggak jadi atlet," kata Teddy dengan mimik muka serius.
Nilai
Teddy melanjutkan bicaranya.
"Anak-anak yang sejak dini ikut olahraga berprestasi biasanya menyimpan values (nilai-nilai) yang dia bawa dalam hidup," kata Teddy.
Secara rinci, Teddy membeberkan bahwa ada nilai sikap sportif, kerja keras, integritas, dan disiplin yang tertanam.
"Di olahraga kan anak-anak juga belajar respect (menaruh rasa hormat) kepada orang lain," lanjut Teddy.
"Ada juga kan nilai fairplay," imbuh Teddy.
Menurut hemat Teddy, andaikan pada akhirnya anak-anak itu tidak menjadi atlet atau olahragawan, nilai-nilai tersebut sudah terbentuk.
"Ini bedanya dengan anak-anak yang tidak pernah ikut olahraga berprestasi," ujarnya.
Teddy yang kini berkecimpung di dunia sepak bola kembali memberi contoh.
Atlet yang berdisiplin tidur pada pukul 21.00 setiap hari, sudah barang tentu akan memiliki kebugaran saat memulai aktivitas olahraga keesokan harinya.
"Beda kan dengan mereka, misalnya, yang tidur jam satu malam," kata Teddy.
"Semua itu, akhirnya, untuk pengembangan diri sendiri. Setuju ya," pungkas Teddy yang hingga kini masih rajin berolahraga tenis empat kali seminggu itu.
0 Comments :
Post a Comment