Judul Postingan : Sempat Nyasar ke China, Teknologi Hawkeye Sudah Bisa Digunakan di Indonesia Open 2019 Kamis Ini - Warta Kota
Share link ini: Sempat Nyasar ke China, Teknologi Hawkeye Sudah Bisa Digunakan di Indonesia Open 2019 Kamis Ini - Warta Kota
Sempat Nyasar ke China, Teknologi Hawkeye Sudah Bisa Digunakan di Indonesia Open 2019 Kamis Ini - Warta Kota
“Sebetulnya hawkeye sudah dikirim tiga hari sebelum tanggal dari Malaysia, tetapi ada kesalahan teknis kemudian terkirim ke negara lain dan sampai ke China."
TURNAMEN Indonesia Open 2019 tidak dilengkapi teknologi smart replay Hawkeye, pada hari pertama dan kedua penyelenggaraannya.
Teknologi smart replay hawkeye merupakan alat untuk membantu mengatasi sejumlah pelanggaran dan memutuskan keputusan bola masuk atau keluar jika pemain meminta challange.
Kamera pelacak hawkeye memberikan data mendalam tentang hal-hal kontroversi seperti itu.
Namun di hari pertama dan kedua turnamen bulutangkis bergengsi dunia tersebut, teknologi itu tidak digunakan lantaran terjadi kesalahan pengiriman dari BWF yang berada di Malaysia, justru menuju China dari seharusnya ke Indonesia.
Menurut Ketua Pelaksana Achmad Budiharto Hawkeye yang seharunsya dikirim ke Jakarta dengan kode bandara Soekarno Hatta (CGK) tapi justru dikirim ke Chongqing, China dengan kode bandara (CKG).
“Sebetulnya hawkeye sudah dikirim tiga hari sebelum tanggal dari Malaysia, tetapi ada kesalahan teknis kemudian terkirim ke negara lain dan sampai ke China," ungkap Budiharto kepada Wartakotalive.com, Rabu (17/7/2019).
"Dan di China barang itu tidak bisa langsung dikirim, ditahan tiga hari dan baru dikirim balik ke Indonesia. Nah, itu yang menyebabkan keterlambatan,” imbuhnya.
Namun Budi memastikan teknologi Hawkeye itu sudah bisa digunakan di Indonesia Open 2019 pada Kamis (18/7/2019) ini, di mana turnamen sudah memasuki babak 16 besar.
"Tapi Alhamdulillah barang sudah ada di Istora nanti malam dipasang, besok (Kamis) bisa digunakan. Masang harus free dan harus malam karena banyak kabel. Hari ini tidak mungkin dipasang,” jelas Budi lagi.
Penilaian BWF
Lebih lanjut Budi juga tidak khawatir dengan adanya kendala teknis terkait terlambatnya teknologi Hawkeye ini akan mempengaruhi penilaian BWF untuk Indonesia Open kembali menjadi turnamen terbaik di dunia.
Menurut Budi kesalahan bukan ada di tuan rumah Indonesia sebagai penyelenggara, karena pengiriman dilakukan oleh BWF yang ada di Malaysia.
"Ah tidak juga ya (tidak khawatir Indonesia Open tidak menjadi turnamen terbaik lagi), karena kesalahan bukan ada pada kami sebagai penyelenggara," tutur Budi. (M17)
0 Comments :
Post a Comment