Judul Postingan : Warung Super Rintisan Teknologi - Bisnis.com
Share link ini: Warung Super Rintisan Teknologi - Bisnis.com
Warung Super Rintisan Teknologi - Bisnis.com
Bisnis.com, JAKARTA — Memasuki Ramadan, tanda pagar #wahyoochallenge ramai di media sosial. Isinya tantangan berbagi kebaikan dari pelanggan kepada pengemudi ojek online. Melalui tantangan tersebut, pengguna ojek online diajak untuk memesan makanan secara online lalu memberikannya kepada pengemudi yang mengantar.
Hingga saat ini, ratusan cuitan warganet yang mengunggah tangkapan layar pemesanan makanannya menjadi bukti partisipasi. Berbagai testimonial pun meluncur, mengungkapkan perasaan bahagia warganet karena dapat berbagi kebaikan pada Bulan Ramadan.
Tagar #wahyoochallenge pertama kali diinisiasi oleh Peter Shearer, Founder and CEO PT Wahyu Saluran Berkat, sebuah perusahaan rintisan dengan brand Wahyoo yang memiliki misi memodernisasi warung tegal atau yang dikenal sebagai warteg. Terinpirasi oleh postingan di salah satu media sosial, dia pun melakukan hal serupa dan tersentuh dengan respons dari mitra pengemudi. Lantas, Wahyu menjadikannya challenge untuk karyawan internal kantornya sebelum akhirnya menyebar ke masyarakat luas.
“Ketika saya bilang makanannya buat driver, dia sampai terharu karena belum buka puasa, padahal itu sudah jam 8 malam. Dari sana kita insiatif bikin challenge, karena memang value-nya sama banget dengan value Wahyoo untuk terus berbuat kebaikan,” ujarnya, Rabu (15/5).
Wahyoo merupakan perusahaan rintisan yang menggunakan teknologi untuk memodernisasi warteg. Berdiri sejak 2017, perusahaan dengan skema business to business (B2B) ini telah menyulap setidaknya 6.000 warteg di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi.
Peter menjelaskan, dalam memodernisasi warteg perseroan berpatokan pada tiga pilar utama, yaitu peningkatan visual dan kebersihan warteg, penyediaan infrastruktur teknologi melalui platform aplikasi untuk memesan bahan makanan kebutuhan warteg. Selain itu, juga pemberdayaan manusia dengan memberikan serangkaian pelatihan pemilik warteg dalam hal pelayanan, pengelolaan finansial, hingga pembukuan.
“Kami support semua aspek. Yang kita tahu sejauh ini respons dari pemilik warteg cukup positif, pelanggannya tambah ramai, dan wartegnya semakin bersih,” ujarnya.
Lebih lanjut, perusahaan memiliki sejumlah pola monetisasi untuk bisnisnya, antara lain melalui sponsorship, dan penjualan produk. Sejauh ini, pihaknya telah bekerja sama dengan sejumlah produsen produk kebutuhan sehari –hari, seperti air mineral, kopi, teh, hingga makanan ringan.
Tak hanya menggandeng produsen makanan, Wahyoo juga kini bekerja sama dengan Gojek untuk menjadikan warteg mitra Wahyoo sebagai tempat berkumpul para pengemudi. Selain itu, pihaknya juga tengah menjajaki untuk mendaftarkan paket khusus makanan warteg ke aplikasi Go-Food, serta menyediakan pembayaran nontunai Go-Pay di warteg.
Adapun pada tahun ini, Wahyoo fokus menambah jumlah mitra warteg dengan target hingga 13.000 di kawasan Jabodetabek. Selain itu, perseroan juga tengah mengembangkan aplikasi untuk pelanggan yang berguna untuk memberikan peringkat kepada warteg mitra Wahyoo. Guna melancarkan ekspansinya, Peter menyatakan saat ini perusahaannya tengah menghimpun pendanaan dari investor.
“Saat ini kita baru closing pre-Series A dengan beberapa investor. Tahun ini belum akan ada penambahan lagi, mungkin tahun depan,” ujarnya tanpa memerinci lebih lanjut besaran investasi yang dimaksud.
Setali tiga uang dengan Wahyoo, perusahaan rintisan bernama PT Warung Pintar Sekali atau yang lebih dikenal dengan Warung Pintar juga memiliki misi untuk memodernisasi warung atau toko kelontong. Perusahaan penyedia teknologi ritel ini juga telah mengantongi pendanaan Series B senilai US$27,5 juta atau Rp390 miliar dari SMDV, 1 Vertex, Pavilion Capital, Line Ventures, Digital Garage, Agaeti, Triputra, Jerry Ng dan EV Growth. Turut berpartisipasi pula dalam pendanaan ini adalah investor baru, yakni Ovo.
Berdiri sejak November 2017, Warung Pintar berfokus pada digitalisasi sistem warung konvensional di Indonesia, antara lain memungkinkan pemantauan terhadap penjualan dan kinerja warung melalui aplikasi, memasang iklan di warung untuk meningkatkan pendapatan, dan menerima pembayaran nontunai.
Co-Founder & CEO Warung Pintar, Agung Bezharie Hadinegoro menyatakan, pada tahun ini pihaknya menargetkan pembukaan 5.000 Warung Pintar di seluruh Indonesia, atau tumbuh tiga kali lipat dari jumlah saat ini sebanyak 1.150 warung.
“Kita tetap explore bagaimana meningkatkan kapabilitas bisnis warung kita. Rencananya akan merilis beberapa produk untuk itu, dan juga fokus ekspansi ke luar Jabodetabek, khususnya Banyuwangi,” ujarnya kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.
Agung menambahkan, ekspansi ke Banyuwangi telah dilakukan sejak Desember tahun lalu, dan akan lebih digencarkan lagi pada tahun ini. Adapun hingga saat ini, mayoritas Warung Pintar masih berada di kawasan Jabodetabek, dengan daerah terbanyak Tangerang dan Depok.
Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa perjalanan Warung Pintar dalam mewujudkan visi menjadi golden standard bagi pengusaha mikro di Indonesia masih panjang. Pihaknya mengklaim telah mendorong kenaikan pendapatan mitra hingga 41% dibandingkan sebelumnya.
Hal tersebut dimungkinkan melalui berbagai teknologi seperti juragan app bagi mitra Warung Pintar, di mana mitra dapat melakukan order barang dan juga mendata penjualan produk yang paling laris dan memberikan keuntungan terbesar. Dengan cara itu, mitra dapat menghindari potensi kerugian dari produk-produk yang kurang laris di pasaran.
“ Tentunya kami terus berupaya untuk mentransformasi usaha mikro agar siap bersaing menuju ekonomi masa depan,” ujarnya.
Kehadiran perusahaan rintisan seperti Wahyoo dan Warung Pintar merupakan cerminan bagaimana teknologi dapat hadir tak hanya untuk membuat hidup lebih mudah, tetapi juga dapat membuat pelaku Unit Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi lebih berdaya dan sejahtera.
Pantau terus perkembangan Real Count KPU Pilpres 2019, di sini.
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :
StartUp
0 Comments :
Post a Comment