Judul Postingan : Teknologi JudesA Jembatan Julangtaka Cianjur - Republika Online
Share link ini: Teknologi JudesA Jembatan Julangtaka Cianjur - Republika Online
Teknologi JudesA Jembatan Julangtaka Cianjur - Republika Online
REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berupaya memudahkan mobilitas warga di kawasan terpencil dengan membangun infrastruktur berupa jembatan gantung. Salah satunya jembatan gantung yang dibangun di kawasan Desa Muaracikadu, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur.
Jembatan gantung yang diberi nama “Julangtaka” itu menghubungkan Dusun Cijulang dan Dusun Bantaka yang dipisahkan oleh Sungai Cisadea. Infrastruktur yang ditujukan untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda motor ini merupakan prototipe Jembatan Gantung untuk Desa Asimetris (JudesA). Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) mengembangkan inovasi teknologi JudesA ini sejak 2014.
Dalam keterangan tertulis yang diterima republika.co.id, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR telah membangun secara swakelola prototipe JudesA dengan bentang 40 meter, 60 meter. “Untuk JudesA dengan bentang 122 meter pertama kali diterapkan di Desa Muaracikadu,” kata Pelaksana Tugas Kepala Balitbang Kementerian PUPR Lukman Hakim.
Kementerian PUPR meresmikan Jembatan Julangtaka, pekan lalu. Kepala Pusjatan Deded P Sjamsudin menjelaskan, jembatan dengan teknologi JudesA ini menggunakan sistem pembangunan satu arah dengan konsep flying fox. Di mana dalam pembangunannya menggunakan tali penyeberangan. Cara ini dinilai memudahkan pembangunan untuk membuka akses di kawasan terpencil.
Menurut Deded, material jembatan dibuat prefabrikasi. Ia mengatakan, sistem komponen jembatan dan lantainya pun dibuat secara modular, sehingga dapat memudahkan pemasangannya. Menurut dia, masyarakat pun bisa secara swadaya memasangkan komponennya. “Dari segi keamanannya, JudesA didukung oleh dua sistem kabel semiindependen. Di mana kabel utama dan sistem lantainya menahan gaya lateral, sehingga jika salah satu kabel mengalami kegagalan, maka kabel lainnya saling menguatkan,” kata dia.
Dalam kurun 2015-2018, Kementerian PUPR telah membangun sebanyak 164 jembatan gantung di berbagai daerah, dan di antaranya merupakan JudesA. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengharapkan pembangunan jembatan gantung ini dapat memudahkan mobilitas warga dalam melakukan aktivitas sehari-hari. “Hadirnya jembatan JudesA akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan, dan akses silaturahim antarwarga,” ujar dia.
Sebelum adanya Jembatan Julangtaka, warga sekitar biasanya menggunakan rakit untuk menyeberangi sungai. Lalu lintas warga akan terkendala ketika debit air sungai meningkat. Alternatif lainnya warga harus memutar. Kondisi ini dinilai menyulitkan, termasuk bagi anak-anak sekolah. “Jika ada hujan, banjir, mereka tidak sekolah, bahkan harus menginap di sekolah,” kata Pelaksana Tugas Bupati Cianjur Herman Suherman.
Karenanya, Herman mengatakan, adanya jembatan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Siti Mulyani, pelajar SMPN 1 Sindangbarang, biasanya setiap hari menggunakan rakit menyeberangi sungai untuk menuju sekolahnya. Jika memutar jalan, ia mesti menempuh jarak sekitar dua kilometer. Ia pun bersyukur kini sudah ada jembatan. “Alhamdulillah, bisa ke sekolah dengan cepat dan aman,” ujar Siti.
0 Comments :
Post a Comment