Kebahagiaan Punya Pasangan Tercermin dari Mata, Sains Membuktikannya - Kompas.com - KOMPAS.com

Kebahagiaan Punya Pasangan Tercermin dari Mata, Sains Membuktikannya - Kompas.com - KOMPAS.com Rss Online Kebahagiaan Punya Pasangan Tercermin dari Mata, Sains Membuktikannya - Kompas.com - KOMPAS.com, Sains,

Judul Postingan : Kebahagiaan Punya Pasangan Tercermin dari Mata, Sains Membuktikannya - Kompas.com - KOMPAS.com
Share link ini: Kebahagiaan Punya Pasangan Tercermin dari Mata, Sains Membuktikannya - Kompas.com - KOMPAS.com

BACA JUGA


Kebahagiaan Punya Pasangan Tercermin dari Mata, Sains Membuktikannya - Kompas.com - KOMPAS.com

KOMPAS.com – Berada di dekat pasangan, keluarga, ataupun teman dekat selama ini telah diketahui dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan emosional.

Namun, apakah perasaan tersebut dapat diukur secara pasti?

Studi yang dilakukan oleh Wendy Birmingham, profesor di bidang psikologi dari Brigham Young University mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Studi dilakukan dengan cara mengumpulkan 40 pasangan partisipan, lalu menginstruksikan mereka mengerjakan tantangan pada komputer.

Tantangan tersebut memiliki tingkat kesulitan yang diatur sedemikian rupa agar memicu stres.

Baca juga: Sebelum Kacamata Ditemukan, Bagaimana Orang dengan Mata Minus Melihat Jauh?

Sebagian partisipan diminta mengerjakan tantangan sendirian, namun sebagian lain mengerjakannya dengan ditemani oleh pasangan mereka disampingnya, sambil menggenggam tangan pasangannya tersebut.

Pada saat yang bersamaan, kamera inframerah secara kontinu mengukur diameter pupil, yang dapat dijadikan penanda respon tubuh terhadap stres.

“Pupil dapat merespon kehadiran stressor (objek pemicu stress) dalam 200 milisekon," papar Steven Luke, peneliti yang juga terlibat dalam studi tersebut.

“Pupil dapat secara langsung mengukur bagaimana seseorang merespon stress, dan apakah keberadaan dukungan sosial dapat mempengaruhinya," tambahnya.

Baca juga: Viral Bungkus Indomie Berusia 19 Tahun, Bukti Plastik Sampah Abadi

Eksperimen ini semula memicu tingkat stress yang sama pada kedua kelompok partisipan.

Namun, pada kelompok yang ditemani pasangan, terjadi penurunan stress dalam waktu singkat secara signifikan, sehingga pengerjaan tantangan tersebut menjadi lebih mudah.

Studi ini menjadi dasar bagi riset selanjutnya untuk mengeksplorasi bagaimana hubungan yang sehat dapat menjadi faktor yang membantu seseorang untuk hidup lebih lama.

“Saat pasangan berada di dekat kita, hal tersebut dapat membantu kita dalam mencari jalan keluar dari stress dan hambatan lain yang harus kita hadapi dalam hidup”, jelas Birmingham.

Studi ini dipublikasikan di jurnal PLOS One.

Baca juga: Saling Mangsa Saudara dalam Rahim Induk, Bukti Hiu Ganas Sejak Janin




Share on Google Plus

- Silly

-.

0 Comments :

Post a Comment