Cegah Konflik di Masyarakat, Festival Budaya Untuk Perdamaian Dilaksanakan di 24 Daerah - Kompas.com - KOMPAS.com

Cegah Konflik di Masyarakat, Festival Budaya Untuk Perdamaian Dilaksanakan di 24 Daerah - Kompas.com - KOMPAS.com Rss Online Cegah Konflik di Masyarakat, Festival Budaya Untuk Perdamaian Dilaksanakan di 24 Daerah - Kompas.com - KOMPAS.com, Daerah,

Judul Postingan : Cegah Konflik di Masyarakat, Festival Budaya Untuk Perdamaian Dilaksanakan di 24 Daerah - Kompas.com - KOMPAS.com
Share link ini: Cegah Konflik di Masyarakat, Festival Budaya Untuk Perdamaian Dilaksanakan di 24 Daerah - Kompas.com - KOMPAS.com

BACA JUGA


Cegah Konflik di Masyarakat, Festival Budaya Untuk Perdamaian Dilaksanakan di 24 Daerah - Kompas.com - KOMPAS.com

SUMBAWA, KOMPAS.com — Festival Budaya untuk Perdamaian 2019 berlangsung sukses di Desa Dete, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, NTB, pada Sabtu (30/3/2019).

Atas kesuksesan tersebut, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) akan memperluas festival serupa di 23 daerah lain.

Hal ini disampaikan oleh Aisyah Gamawati, Dirjen Pengembangan Daerah tertentu Kemendes PDTT, melalui rilis ke Kompas.com, Selasa (2/4/2019).

Menurut dia, pelaksanaan ajang tersebut bertujuan untuk memperkuat pranata adat lingkup daerah untuk pencegahan konflik masyarakat sejak di tingkat desa.

"Sumbawa menjadi salah satu dari 24 daerah di Indonesia yang menjadi sasaran festival ini. Walaupun daerah ini (Sumbawa) terdiri dari berbagai suku, konflik tidak ada karena masyarakat Sumbawa memiliki pranata adat," kata Aisyah.

Baca juga: Festival Budaya Pangkal Pinang Hadirkan Perpaduan Melayu-Tionghoa

Pranata adat itulah yang kemudian akan didorong oleh Kemendes PDTT menjadi lembaga adat yang mampu menyelesaikan persoalan masyarakat di tingkat bawah.

"Ini akan menjadi model bagi Kemendes PDTT untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa keberagaman adat yang dimiliki merupakan kekuatan luar biasa membangun perdamaian," lanjut Aisyah.

Pelaksanaan di Sumbawa

Wakil Bupati Sumbawa Mahmud Abdullah mengatakan Sumbawa merupakan miniatur Indonesia mini. Sebab warga Sumbawa hidup di tengah keberagaman suku, ras, agama, dan budaya.

Menurut dia, Festival Budaya ini bisa menjadi sarana bagi masyarakat Sumbawa untuk lebih saling mengenal dan mengetahui cara penyelesaian masalah di daerah masing-masing.

Baca juga: Festival Budaya Sei Mahakam Perkenalkan Keragaman Budaya Kaltim

"Masalah di masyarakat akan selalu ada. Yang penting adalah bagaimana cara kita menyelesaikan masalah tersebut. Kami berharap festival ini bermanfaat dan membawa keharmonisan dan perdamaian serta dapat melestarikan nilai budaya asli Sumbawa," katanya.

Festival Budaya untuk Perdamaian 2019 menampilkan kesenian asli Sumbawa, seperti Marantok, atau kesenian 36 ibu berbaju adat yang menumbuk padi. Ada juga kesenian tembang dan syair Sakeco.

Selain itu, ada juga penampilan tarian adat NTT yang dipersembahkan warga NTT yang menetap di Sumbawa.




Share on Google Plus

- Silly

-.

0 Comments :

Post a Comment