Judul Postingan : Aplikasi Ini Ajak Milenial Jangan Percaya Hoax dan Golput - VIVA - VIVA.co.id
Share link ini: Aplikasi Ini Ajak Milenial Jangan Percaya Hoax dan Golput - VIVA - VIVA.co.id
Aplikasi Ini Ajak Milenial Jangan Percaya Hoax dan Golput - VIVA - VIVA.co.id
VIVA – Dua minggu menjelang pelaksanaan pemilihan umum legislatif, presiden dan wakil presiden serentak pada 17 April 2019, PT Immobi Solusi Prima, perusahaan yang bergerak di industri telekomunikasi, meluncurkan aplikasi berbasis web, Ayonyoblos.id.
Menurut Kepala Eksekutif Immobi Solusi Prima, Erick Sitorus, peningkatan tajam informasi bohong (hoax) dan jumlah pemilih golongan putih (golput) yang diprediksi berbagai lembaga survei menjadi salah satu pendorong diluncurkannya aplikasi ini.
Ia menyebut keistimewaan aplikasi karya anak bangsa ini terletak di delapan fitur menarik yang dapat membantu pemilih ikut memantau jalannya pileg dan pilpres dengan lancar dan menyenangkan.
Erick mengaku bahwa aplikasinya ini membidik pemilih generasi muda atau milenial, sehingga mereka dapat menggunakan beberapa fitur yang seru antara lain tebak hasil pilpres, unggah salam nyoblos, unggah jari ungu, unggah foto C1 dengan melengkapi data TPS, serta rekap data C1.
"Aplikasi ini 100 persen netral, gratis dan terbukan untuk umum. Kami hanya ingin pelaksanaan pileg dan pilpres lancar dan minim golput. Kami juga mendorong para pemilih milenial menggunakan hak suara. Aplikasi ini juga sudah bisa digunakan mulai 1 April 2019," kata Erick, lewat keterangannya, Selasa, 2 April 2019.
Ia melanjutkan pemilih yang ingin menggunakan aplikasi ini terlebih dahulu melakukan otentikasi (login) dengan menggunakan akun Google dan Facebook.
Lihat Juga
Pengguna aplikasi dengan sendirinya harus menyatakan bersedia bahwa nama (jika menggunakan Facebook) atau akun ID Google (bagian awal alamat email sebelum tanda @) pengguna ditampilkan.
Erick meyakini aneka fitur menarik ini mampu menarik pengguna dari berbagai kalangan, termasuk milenial yang sering diidentikkan sebagai undecided voters.
Ia juga menegaskan informasi identitas pengguna diperoleh dari layanan otentikasi yang paling umum dan terpercaya yang disediakan oleh pihak ketiga dan telah dipakai di berbagai aplikasi di seluruh dunia, yaitu Facebook dan Google.
Facebook misalnya, Erick mengaku data yang dikumpulkan hanya sebatas nama dan akun Facebook, sedangkan data lain yang bersifat privasi seperti foto profil tidak akan diunduh.
"Untuk Google data yang diambil hanyalah bagian awal alamat email, sebelum [email protected] Nama pengguna tidak diunduh dari Google. Kami juga menghargai data pribadi penggunanya dengan menerapkan kebijakan privasi. Data seperti nomor telepon, alamat, dan NIK tidak akan dikumpulkan atau diserahkan, apalagi dijual ke pihak lain," jelasnya.
Otentikasi, Erick melanjutkan, dilakukan oleh pihak ketiga agar pihak penyedia aplikasi tidak harus memikul tanggung jawab berat untuk menjaga password pengguna.
0 Comments :
Post a Comment