Patut Dilaksanakan Tema APP 2019! Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan - Amorpost Berita Katolik

Patut Dilaksanakan Tema APP 2019! Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan - Amorpost Berita Katolik Rss Online Patut Dilaksanakan Tema APP 2019! Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan - Amorpost Berita Katolik, Teknologi,

Judul Postingan : Patut Dilaksanakan Tema APP 2019! Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan - Amorpost Berita Katolik
Share link ini: Patut Dilaksanakan Tema APP 2019! Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan - Amorpost Berita Katolik

BACA JUGA


Patut Dilaksanakan Tema APP 2019! Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan - Amorpost Berita Katolik

Patut Dilaksanakan Tema APP 2019! Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan, Amorpost.com – Tema APP 2019 sungguh menarik dan kontekstual. Di tengah permasalahan lingkungan sedang mengglobal ini, patutlah kesadaran akan tanggungjawab kita menjaga dan melestarikan lingkuangan hidup harus terus menerus diserukan.

Seiring bergilirnya waktu, umat kita cenderung melupakan permasalahan ini sehingga kadang kita hanya sebatas menerungkannya tanpa menindak lanjuti seruan yang mulia dari tema Aksi Puasa Pembangunan 2019 ini.

Walaupun kita sudah berada di tengah perjalanan masa Prapaskah, namun seruan untuk menjalankan APP 2019 ini harus selalu didengungkan. Mari kita baca secara seksama penjelasan tema APP 2019: Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan.

Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan

Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan (Foto: dokpenkwi dan pixabay)

Pengantar :

Salah satu persoalan yang diangkat dalam Nota Pastoral (NP) 2018 adalah persoalan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh sikap dan perilaku eksploitatif manusia demi akumulasi harta. Dikatakan pula persoalan lingkungan hidup melahirkan persoalan lain secara berurutan, seperti ketidakadilan, bencana alam, perubahan iklim, serta pemiskinan dan peminggiran rakyat kecil, khususnya komunitas masyarakat adat.

Ini adalah tantangan dan persoalan umat manusia seluruhnya oleh karena itu dibutuhkan kepedulian dan kerjasama semua pihak untuk bersinergi dan berkontribusi memperjuangkan pemulihan keutuhan ciptaan (NP 28-29).

Salah satu penyumbang persoalan lingkungan hidup yang pelik tersebut adalah penyalahgunaan teknologi yang tidak memperhatikan dampak buruknya bagi lingkungan hidup. Oleh karena itu gerakan APP 2019 mengkat tema “Literasi Teknologi dan Keutuhan Ciptaan”.

Literasi Teknologi

Literasi (literatus) dipahami bukan hanya sekedar kemampuan untuk membaca dan menulis saja, tetapi juga menambah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dapat membuat seseorang memiliki kemampuan kritis, mampu memecahkan masalah dalam berbagai konteks, mampu berkomunikasi secara efektif dan mampu mengembangkan potensi dan partisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat.

Sedangkan yang dimaksud dengan literasi teknologi adalah suatu kemampuan untuk memahami kelengkapan teknologi, memahami cara kerjanya, dan mengerti etika yang berlaku dalam penggunaan teknologi tersebut. Bentuk literasi teknologi dalam perkembangannya tidak hanya berbasis buku atau pustaka saja tetapi juga dalam bentuk informasi digital.

Kita menyadari bahwa teknologi sudah masuk dalam kategori kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Kini apapun yang dilakukan oleh manusia pasti berdampingan atau menggunakan teknologi. Teknologi diartikan sebagai alat atau sistem yang menyederhanakan kehidupan manusia, membantu memberikan kemudahan di segala bidang, inilah alasannya kenapa manusia begitu tergantung pada teknologi.

Teknologi

Teknologi (Foto: pixabay)

Teknologi ada bermacam-macam seperti ada teknologi informasi dan komunikasi, transportasi, pengobatan, pendidikan, mesin, elektronika, dan masih banyak lagi. Tentu saja semua alat-alat teknologi tersebut memberikan dampak positif dan juga negatif terutama bagi manusia dan bagi lingkungan.

Paus Yohanes Paulus II dalam Konferensi Tingkat Tinggi PBB pada 1 Januari 1990, mengingatkan bahwa “kita tidak menolak ilmu pengetahuan teknologi kiptek) modern, tetapi iptek modern yang merusak lingkungan hidup harus ditolak, karena merusak lingkungan hidup adalah melanggar moral, sedangkan melestarikan lingkungan hidup merupakan kewajiban moral.”

Tantangan dan Kondisi saat Ini:

Paus Fransiskus memuji dan bersyukur atas kemajuan teknologi untuk perkembangan umat manusia. Ia mengutip pendahulunya Paus Yohanes Paulus II yang mengatakan “ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hasil yang indah dari kreativitas manusia, yang diberikan Allah”.

Ketika ilmu pengetahuan dan teknologi yang diarahkan dengan baik dapat menjadi sarana yang sungguh berharga untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Namun ia juga mengkhawatirkan kemampuan teknologi yang telah kita capai memberi kita kekuasaan yang luar biasa yang tentu saja dapat disalahgunakan menghancurkan hidup manusia sendiri.

Bom Atom

Bom Atom (Foto: pixabay)

Ia memberi contoh penggunaan bom pada pertengahan abad XX yang memusnahkan jutaan orang. Ia juga mengingatkan bahwa manusia tidak sepenuhnya otonom, oleh karena itu membutuhkan etika yang kuat, budaya dan spiritualitas untuk mengontrol diri dan bertindak yang benar dalam menciptakan dan menggunakan teknologi (LS 102-105).

Ia menyebut polusi limbah, dan budaya buang sampah adalah bentuk pencemaran yang dialami oleh manusia setiap hari. Polusi udara mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, terutama bagi masyarakat miskin dan menyebabkan jutaan kematian dini (LS20).

Sampah

Sampah (Foto: pixabay)

Ia juga mengingatkan pencemaran yang disebabkan limbah berbahaya yang setiap tahun menghasilkan ratusan juta ton limbah, yang sebagian besar tidak membusuk secara biologis: limbah domistik dan perusahaan, limbah pembongkaran bangunan, limbah klinis, elektronik dan industri, limbah yang sangat beracun dan radioaktif.

Ia menyebut “bumi, rumah kita, mulai makin terlihat sebagai sebuah tempat pembuangan sampah yang besar”. (LS 21 dan bdk. NP 2018) Dampak pencemaran (polusi) dari limbah teknologi adalah pemanasan global (global warning).

Kekeringan

Kekeringan (Foto: pixabay)

Akibat pemanasan global menimbulkan masalah ekologi seperti: pergeseran musim, cuaca yang cenderung berubahubah, banyak biota yang mati karena tidak tahan pada perubahan cuaca, panas bumi meningkat menyebabkan es di kutub mencair dan permukaan air laut meninggi; masalah ekonomi seperti kekeringan dan ketidak-teraturan musim membuat hasil panen para petani tidak maksimal, tingginya air laut juga mengakibatkan menyempitnya daratan dan menyebabkan gelombang pengungsian, air laut setiap tahun bertambah tinggi akan menyerang lahan pertanian sehingga tidak bisa digunakan lagi dan masih banyak masalah lain lagi yang ditimbulkannya. Krisis lingkungan hidup tersebut membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupan manusia.

Krisis ini mengetuk hati kita untuk melakukan perubahan sikap terhadap pemanfaatan lingkungan. Usaha-usaha nyata sangatlah penting agar bisa menjamin keberlangsungan alam ciptaan. Salah satu usaha nyata tersebut adalah bagaimana kita dengan cerdas memilih dan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan berdasarkan literasi teknologi yang ada.

Melindungi dan Mengola Alam Dengan Bertanggung Jawab

Renungan Harian 1 Februari 2019

Tugas melindungai dan mengelolah alam secara bertanggung jawab tercermin dalam status dan tugas yang diberikan Allah kepada manusia. (bdk. Kej 1). Relasi manusia dengan dunia merupakan bagian konstitutif dari jati diri manusia dan berakar dari relasi yang lebih dalam lagi antara manusia dengan Allah (Komp.ASG 452).

Paus Fransiskus menunjukkan kisah penciptaan dalam kitab Kejadian bahwa:eksistensi manusia didasarkan pada tiga relasi dasar yang terkait: hubungan dengan Allah, dengan sesama, dan dengan bumi. Hubungan tersebut telah rusak, bukan hanya secara lahiriah, melainkan juga dalam diri kita.
Kisah Penciptaan dalam Kejadian memberi sumbangan yang kaya untuk membangun suatu kesadaran ekologis. Dunia kita pada dasarnya baik, diciptakan oleh Allah dengan baik, bahkan amat baik.

Allah memberi posisi yang khusus kepada manusia di tengah dunia ciptaan. Sebagai gambar Allah, manusia diberi tanggung jawab untuk mengurus dunia dari hari ke hari sebagai wakil Allah. Allah sendiri menjalankan kuasa-Nya demi keselamatan seluruh ciptaan-Nya.

Renungan Harian

Tiap-tiap makhluk telah diberikanNya habitatnya sendiri. Makhluk yang satu tidak perlu mengancam dan diancam oleh makhluk yang lain. Sisi penting lainnya cara Allah memelihara dunia ciptaan-Nya ialah berhenti pada saatnya, baik untuk manusia maupun alam sendiri.

Namun rencana Allah yang indah itu tidak selalu terwujud. Manusia serakah, ingin berkuasa, dan memutuskan sendiri tanpa menyadari mandat yang diberikan oleh Allah kepadanya. (Kej.2:9,15; 3:17-19; Kej. 2:18-20; 3:1, 14-15). Dalam pelayanannya di depan umum, Yesus memakai unsur-unsur alam.

Ia bukan saja menggunakan unsur alam untuk mewartakan Kerajaan Allah dalam perumpamaan-perumpamaannNya, tetapi Ia juga berkuasa atas alam semesta, seperti Ia meredakan angin ribut (Mat.14:22-23; Mrk 6:45-52; Luk 8:22-25; Yoh 6:16-21). Tuhan menempatkan malam untuk melayani rencana penebusan-Nya.

Ia meminta para murid mencermati hal, musim, dan orang dengan kepercayaan seperti seorang anak yang tidak ditelantarkan oleh seorang Bapa yang mahabaik (bdk.Luk.11:11-13). Ia juga mengajak para murid untuk bagaimana menggunakan barang-barang supaya menghasilkan kesediaan untuk berbagi dan kasih persaudaraan (bdk. Luk 16:9-13) (komp.454).

Renungan Harian 6 Januari 2019

Wawasan alkitabiah di atas dapat mengilhami sikap dan perilaku orang-orang Kristen dalam kaitan dengan menggunakan bumi dan juga yang berkenaan dengan berbagai kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi. Para Bapa Konsili Vatikan II, memuji dan mengakui kecerdasan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“sungguh tepatlah pandangan manusia, yang menerima cahaya akal budi ilahi, bahwa dengan akal budinya ia melampui seluruh alam” (GS 15) Namun Paus Yohanes Paulus II mengingatkan pentingnya menggunakan teknologi yang tepat sebab potensi teknologi itu sendiri tidaklah netral: ia dapat digunakan entah demi kemajuan manusia atau demi keburukannya.

Ia juga menegaskan iptek digunakan demi melayani umat manusia dan sungguh mengebawahkannya pada kaidah dan nilai moral yang menghormati dan mewujudkan dengan sepenuh-penuhnya martabat manusia (Komp.456-458). Oleh karena itu rujukan utama untuk setiap penerapan iptek ialah penghargaan terhadap manusia yang mesti disertai pula dengan suatu sikap hormat terhadap makhluk lainnya(alam) (Kompendium ASG 462 dst).

Apa Yang Mesti Kita lakukan:

Paus Fransiskus menegaskan bahwa tanggung jawab untuk mengatasi komplesitas krisis ekologi merupakan tanggung jawab semua bangsa, dan terlebih untuk umat kristiani, ia mengutip kembali apa yang telah disampaikan oleh Paus YP II, bahwa: Orang-orang Kristen, khususnya, tahu bahwa tugas mereka dalam dunia ciptaan dan tanggung jawab mereka terhadap alam dan sang Pencipta merupakan bagian integral dari iman mereka.” (LS 64) dan (NP 2018,30).

Para Uskup mendorong agar gereja memelopori budaya konsumtif alternatif, dengan melawan konsumerisme dan budaya buang yang menjadi sebab utama persoalan lingkungan hidup. Budaya konsumsi alternatif adalah mengantikan konsumsi dengan pengorbanan, keserakahan dengan kemurahan hati, pemborosan dengan semangat berbagi…(LS 9).

Untuk sampai pada perubahan perilaku dan pola pikir tersebut dibutuhkan pertobatan. Yang harus dilakukan adalah mengolah “sampah-sampah” dalam keyakinan,gaya hidup, dan cara berpikir yang mendorong terjadinya pemulihan keutuhan ciptaan.

Itulah pertobatan ekologis yang membawa kita semua pada komitmen untuk menumbuhkan semangat perlindungan terhadap ciptaan. (NP 2018, 29). Sekarang ini tingkat kesadaran manusia akan kelestarian lingkungan sudah mulai terbangun dan tentu tetap harus dilanjutkan bahkan ditingkatkan secara masif mengingat kerusakan lingkungan yang telah terjadi sudah cukup parah dan mengancam hidup manusia.

Kegiatan yang harus tetap dilakukan dan ditingkatkan adalah seperti: menggunakan semaksimal mungkin alat atau bahan yang dapat merusak dan mengganggu keseimbangan ekosistem, mengurangi kegiatan-kegiata yang dapat menyebabkan ketidak-seimbangan ekosistem, membuat kawasan-kawasan pelestarian lingkungan yang efektif dan berdaya guna tanpa harus merusak ekosistem asli.

3 Bentuk Pertobatan dalam Hidup Kristiani

3 Bentuk Pertobatan dalam Hidup Kristiani (Foto: pixabay)

Sebisa mungkin kita menggunakan teknologi yang ramah lingkungan seperti biofuel, biogas, energy surya, air dan angin serta menghindari penggunaan teknologi yang menghasilkan emisi ataupun zat-zat polutan (seperti insektisida, mercure, dll). Mulailah menerapkan prinsip go green dalam perilaku dan dalam kegiatan sehari-hari, misalnya membentuk komunitas komunitas:sekolah go green, paroki go green, komunitas OMK, PPA go green dst.

Penutup

Setiap orang, setiap komunitas mampu merealisasi tindakan yang konkrit bagi pelestarian ciptaan dan lingkungan hidup yang memperhatikan ekosistem. Akhirnya penghormatan dan penghargaan hak hidup seluruh makhluk ciptaan yang dibina dan dikembangkan sebagai bentuk tanggung jawab bersama adalah tugas Gereja dan semua warga bangsa.

Janganlah sampai, ketika pohon terakhir telah mati, sungai terakhir telah diracuni dan ikan terakhir telah tertangkap, barulah kita menyadari bahwa handphone, mobil, besi, aneka tambang, dan insektisida ternyata tidak dapat dimakan dan diminum.

Mahatma Gandhi (1869-1948) bertutur: “Bumi menyediakan cukup untuk memenuhi setiap kebutuhan manusia, tetapi tidak untuk keserakahan setiap orang”. Ingatlah “Bumi Hanya Satu” dan itu adalah “Rumah Kita Bersama”.

Semoga bermanfaat Amoress….

Sumber: dokpenkwi



Share on Google Plus

- Silly

-.

0 Comments :

Post a Comment