Judul Postingan : Melihat Bisnis Warung Nasi lewat Lubang, Favorit Para Karyawan - KOMPAS.com
Share link ini: Melihat Bisnis Warung Nasi lewat Lubang, Favorit Para Karyawan - KOMPAS.com
Melihat Bisnis Warung Nasi lewat Lubang, Favorit Para Karyawan - KOMPAS.com
JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, warung nasi milik Damiah (59) di parkiran Grand Lucky, kawasan Sudirman Central Business District ( SCBD), Jakarta Selatan yang menggunakan lubang 30x30 sentimeter untuk melayani pembelinya sempat viral di media sosial.
Namun, ternyata bukan hanya warung milik Damiah yang berjualan dengan menggunakan lubang. Ada tiga warung lain yang menggunakan cara serupa.
Ketiga warung tersebut juga terletak di parkiran Grand Lucky. Warung nasi tertua adalah milik Suparti (70) yang sudah beroperasi di sana selama 20 tahun.
Baca juga: Melihat Warung Nasi dari Lubang Tembok yang Viral di Kawasan SCBD
"Sebelum ada kawasan ini, warung saya sudah berdiri. Memang ini rumah saya sendiri," kata Suparti saat ditemui pada Jumat (8/2/2019).
Suparti berjualan dengan lubang cukup besar, yakni 1x1 meter. Namun, lubang tersebut dibatasi oleh pagar teralis.
" Lubang saya paling besar karena ini dulu jalan umum. Dilewati banyak orang, jadi bukan saya bikin, tapi sudah ada sejak dulu," jelas Suparti.
Berikutnya adalah warung nasi milik Rini (40). Berdiri sejak empat tahun lalu, warung inilah yang pertama kali membuat lubang untuk berjualan.
Hal itu dilakukannya karena akses pintu yang menjadi penghubung antara parkiran Grand Lucky dengan warung miliknya sudah ditutup.
"Saya pertama kali bikin lubang ini ya sekitar dua tahun lalu, karena dulu di sini ada pintu, tapi akhirnya ditutup. Pintu ditutup karena sering ada komplain mobil tergores di parkiran," tutur Rini.
Terakhir adalah warung milik Warti (46). Berbeda dengan warung lainnya, Warti fokus pada aneka gorengan dan kopi.
Warung miliknya juga paling muda karena baru berdiri selama enam bulan.
"Ini warung sebenarnya untuk suami. Karena suami dulu kerja di proyek, sekarang ketika sudah berhenti, akhirnya bikin usaha warung," tutur Warti yang sehari-hari juga bekerja sebagai guru les privat untuk siswa SD dan SMP.
Baca juga: Mengangkat Derajat Warung Kelontong di Era Serba Online
Warung yang menggunakan lubang ini cukup ramai dikunjungi. Salah satu pengunjung, Likhin (25) selaku staf kontraktor mengatakan, keberadaan warung ini sangat membantu.
"Kalau di kawasan sini, susah cari makan untuk kelompok masyarakat menengah ke bawah. Maka keberadaan warung ini sangat membantu. Kami jadi enggak susah kalau mau cari makan atau kopi," katanya.
Ada juga Anjani (23), pegawai swasta salah satu perusahaan di kawasan SCBD yang datang membeli makanan di sana karena tahu dari media sosial.
"Aku ke sini karena tahu infonya dari sosmed. Sempat viral kan, jadi penasaran dan nyobain bungkus makan di sini," ucapnya.
0 Comments :
Post a Comment