Judul Postingan : Datangi Rumdin Walikota, Honorer Kesehatan RSUD Pertanyakan Kejelasan Nasibnya - Bangka Pos
Share link ini: Datangi Rumdin Walikota, Honorer Kesehatan RSUD Pertanyakan Kejelasan Nasibnya - Bangka Pos
Datangi Rumdin Walikota, Honorer Kesehatan RSUD Pertanyakan Kejelasan Nasibnya - Bangka Pos
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Sejumlah honorer tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Hamzah mempertanyakan kejelasan nasib mereka kepada Wali Kota Pangkalpinang Maulan Aklil (Molen) pada program Jumat Bahagia di rumah dinas wali kota, Jumat (15/2/2019).
Mereka adalah perwakilan honorer yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Hamzah.
Para perawat ini mempertanyakan kejelasan status dan nasib mereka di tengah rencana pemerintah melakukan rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K) pada tahun ini.
"Kami sengaja datang untuk mempertanyakan kejelasan nasib kami ke depannya," ujar Marisa, perwakilan para rombongan honorer ini saat bertemu Molen.
Marisa menuturkan, para honorer, baik Pekerja Harian Tetap (PHT) maupun Pekerja Harian Lepas (PHL) di RSUD Depati Hamzah bingung dengan kejelasan status mereka.
Marisa misalnya tidak masuk kategori honorer K1 ataupun K2 beberapa tahun lalu.
Otomatis, Marisa dan rekan-rekan lainnya juga tidak bisa mengikuti rekrutmen P3K tahun ini karena bukan eks-K2.
"Saya (honorer sejak) tahun 2005, ada periode, saat itu ada pengangkatan. Tetapi saya kemarin kalah di umur. Harusnya per Januari 2005 itu harus 18 tahun, waktu itu belum, itu pas K1.
Makanya nunggu juga, waktu K2 juga begitu juga, tidak masuk berkasnya karena umur. Sementara honorer lain tahun 2005 itu sudah ada (yang diangkat jadi PNS) ada puluhan," ujar Marisa ditemui seusai pertemuan tersebut.
Menurut dia, jumlah honorer, baik PHT maupun PHL yang juga mempertanyakan kejelasan nasib ini mencapai ratusan orang. Itu belum termasuk honorer kesahatan di puskesmas-puskesmas.
"Biar jelas nasib kami ini, kami ini sedih juga nasibnya. Orang sudah diangkat, kami belum-belum juga. Yang seperti ini ratusan, kalau gabung dengan puskesmas itu lebih 200, di rumah sakit sendiri seratusan lebih.
Kalau PHT itu tiga orang, perawatnya satu, duanya cleaning service, mereka terkendala ijazah saat itu, kemudian sudah tua juga. Kami tidak ada yang ikut P3K untuk eks K2 itu, karena tidak masuk datanya," beber Marisa.
Ditemui setelah bertemu masyarakat, Wali Kota Pangkalpinang Maulan Aklil (Molen) mengatakan apa yang disampaikan oleh para honorer kesahatan RSUD Depati Hamzah sebenarnya serupa dengan permasalahan honorer pendidikan beberapa waktu lalu.
Dia kemudian menyarankan agar para honorer ini membentuk suatu wadah untuk menyampaikan aspirasinya.
Setelah wadah terbentuk baru kemudian solusi dicari secara bersama-sama. (BANGKAPOS.COM / dedy qurniawan)
0 Comments :
Post a Comment