Judul Postingan : Sistem Kesehatan Kolaps, Dokter Zimbabwe Operasi dengan Tangan Kosong - IDN Times
Share link ini: Sistem Kesehatan Kolaps, Dokter Zimbabwe Operasi dengan Tangan Kosong - IDN Times
Sistem Kesehatan Kolaps, Dokter Zimbabwe Operasi dengan Tangan Kosong - IDN Times
Harare, Zimbabwe, IDN Times - Dilansir melalui The Mainichi (13/1) pemogokan dokter di Zimbabwe telah melumpuhkan sistem kesehatan yang sudah mulai membaik dari kelalaian. Hal ini mencerminkan keadaan negara yang penuh dengan janji-janji satu tahun yang lalu seiring dengan pergantian Robert Mugabe yang telah memimpin dalam kurun waktu lama dan kini Zimbabwe menghadapi keruntuhan ekonomi.
1. Kondisi sektor Kesehatan Zimbabwe saat ini
Dokter menggambarkan kondisi yang suram seperti operasi dengan tangan kosong, kantong plastik roti digunakan untuk menampung urin pasien, mesin rusak. Di rumah, setiap hari warga Zimbabwe yang mencari perawatan kesehatan harus membawa sendiri obat-obatan, jarum suntik, perban dan terkadang air.
Salah satu dokter yang melakukan pemogokan, Wallace Hlambelo, menggambarkan penggunaan kantong plastik sehari-hari sebagai kateter untuk beberapa pasien usia lanjut.
"Apa yang kami lakukan adalah bukan untuk merawat pasien, pasien merasa anda telah melakukan sesuatu tetapi ternyata anda tidak akan melakukan apa-apa, itu bukan obat," ungkap Hlambelo.
“Sedih sekali, Rumah Sakit kosong, para pasien ditolak dan meninggal di tempat lain,” kata Prince Butau selaku bendahara Asosiasi Dokter Rumah Sakit Zimbabwe yang mewakili sekitar 1000 dokter yang berada di rumah Sakit Pemerintah.
“Tanpa sarung tangan yang memadai, dokter terkadang menggunakan tangan kosong mereka sementara masker dan kacamata goggles tidak ada, kami terpapar dengan cairan, tumpahan darah, HIV dan hepatitis B” ujar Butau.
Menurut Butau, ia telah melihat tali digunakan sebagai pengganti perban dan hal seperti ini tidak bisa terus dilakukan.
“Situasi ini, ditambah dengan gaji rendah, memaksa dokter untuk mogok,” ujar Butau
Di Rumah Sakit pemerintah, situasinya sangat menyedihkan, dan di Rumah Sakit Parirenyatwa, terbesar di Zimbabwe, koridor-koridor yang biasanya sibuk menjadi sepi.
Dilansir melalui apnews.com ketika The Associated Press berkunjung pada hari Senin, di bagian bangsal anak-anak, tempat tidur kosong sementara bangsal lain hampir tidak ditempati karena seperti yang lainnya Rumah Sakit hanya menerima kasus terburuk.
Pasien mulai berdatangan setelah beberapa dokter kembali, tetapi pada hari pemogokan berakhir, satu keluarga di Parirenyatwa mengatakan mereka mengumpulkan tubuh putra mereka dan menyalahkan kematian putranya atas pemogokan tersebut dan mereka telah membawa peti jenazah untuk menunggu truk.
"Rumah sakit tidak memiliki apa-apa selain kehabisan uang karena apotik menuntut dollar AS," kata Nobert Nzonzo, menemani ayahnya yang berusia 77 tahun untuk cuci darah di Rumah Sakit Parirenyatwa.
“Kadang-kadang, mereka menghabiskan sepanjang hari tanpa bantuan karena kerusakan mesin, sementara pemogokan dokter berarti ayah tidak dapat diperiksa untuk infeksi terkait kateter,” tambah Nzonzo.
Sektor kesehatan Zimbabwe yang pernah dianggap sebagai salah satu yang terbaik di Afrika, kini sedang bertekuk lutut.
2. Pemicu kolapsnya sistem kesehatan Zimbabwe
Menteri keuangan Zimbabwe telah mengalokasikan $694 juta untuk sektor kesehatan pada tahun 2019 hal ini bertolak belakang dengan kebutuhan tahunan sebesar $1,3 miliar. Untuk mengembalikan sektor ini ke masa kejayaannya, Kementerian Kesehatan mengatakan membutuhkan sekitar $8 miliar yang merupakan seluruh anggaran pemerintah pada 2019.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editors’ picks
“Pendanaan yang buruk adalah penyebab utama keruntuhan sistem kesehatan,” ujar Itai Rusike, direktur Kelompok Kerja Masyarakat untuk Kesehatan, sebuah organisasi non-pemerintah.
Rumah Sakit pemerintah lumpuh akibat pemogokan dokter selama lima minggu yang berakhir pada hari Kamis tanpa ada resolusi untuk tuntutan mereka dan pada akhirnya tidak ada perbaikan atas kondisi yang ada. Pada bulan November, Asosiasi Medis Zimbabwe yang mewakili pekerja kesehatan, memperingatkan bahwa pasien sedang 'kambuh' dan 'memburuk', sementara operasi dibatalkan karena kekurangan obat-obatan.
Dokter yang tidak mampu membayar perawatan medis di swasta juga telah menghadapi masalah yang sama dengan pasien.
"Itu berarti saya harus berbicara dengan dokter lain untuk membantu saya, untuk merawat saya secara gratis," kata Hlambelo, dokter yang mogok. Pria berusia 26 tahun yang berasal dari keluarga miskin dan berharap menjadi dokter akan menarik keluarganya keluar dari kemiskinan.
Baca Juga: 5 Pemicu Konflik Politik di Zimbabwe yang Perlu Kamu Ketahui
3. Pemerintahan saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan di sektor kesehatan
"Perawatan kesehatan berkualitas, terjangkau," bunyi papan iklan kampanye untuk Presiden Emmerson Mnangagwa, mantan anak didik Mugabe saat menjelang pemilihan pada Juli 2018.
Janji-janji presiden baru untuk berubah ternyata kosong. Enam bulan setelah ia mendapatkan kemenangan tipis atas pemilihan yang diperdebatkan, dan kini sektor kesehatan Zimbabwe mengalami kekurangan obat-obatan dasar seperti penghilang rasa sakit dan kontrasepsi.
Presiden Mnangagwa dan lainnya di jajaran elit politik dan ekonomi Zimbabwe menerima perawatan medis terutama di negara tetangga yaitu Afrika Selatan, sementara Mugabe sering mengunjungi Singapura untuk perawatan. Awal bulan ini, Mnangagwa mengurangi cuti tahunannya untuk membantu menyelesaikan pemogokan para dokter.
Masalahnya mungkin melebar setelah Dewan Apex, yang mewakili semua pekerja pemerintah, pada hari Selasa memberikan pemberitahuan untuk mogok jika pemerintah Zimbabwe gagal membayar gaji dalam dollar AS namun pemerintah mengatakan tidak mampu membayar dalam dollar (mata uang de facto Zimbabwe). Kebanyakan pegawai pemerintah dibayar dengan uang elektronik yang lebih cepat berdevaluasi yang memaksa mereka memasuki pasar gelap dengan resiko mereka dapat ditangkap (pihak berwajib).
4. Upaya pemerintah untuk mengatasi keadaan sektor kesehatan yang sedang genting
Menteri Kesehatan Obadiah Moyo mengatakan bahwa pemerintah sedang berupaya menyadarkan kembali sektor kesehatan. Pemerintah telah berjanji untuk meningkatkan pasokan obat-obatan dan barang-barang lainnya.
"tantangannya sangat besar tetapi tidak dapat diatasi, kami sudah mulai membeli obat-obatan, pakaian pelindung dan kebutuhan pokok lainnya. Itu akan menjadi benar,” ujar Menteri Kesehatan.
Sektor kesehatan Zimbabwe ‘genting’, kata beberapa organisasi non-pemerintah lokal terkemuka dalam sebuah pernyataan bersama awal bulan ini. Mereka mengatakan pemerintah 'bertanggung jawab' atas situasi yang 'menekan’ di Rumah Sakit yang dikelola pemerintah dan bertanggung jawab untuk setiap korban jiwa yang hilang, tetapi dokter dan pejabat mengatakan mereka tidak melacak kematian seperti itu.
Tetapi bagi sebagian orang, pemerintah mungkin hampir tidak melakukan hal sekecil apapun.
"Saya dikhianati oleh pemerintah," kata Hlambelo.
"Tidak ada gunanya bagi saya untuk terus bekerja di lingkungan ini, itu tidak membantu saya, tidak membantu ibu saya dan bahkan tidak membantu pasien saya. Ini adalah waktu yang sulit bagi semua orang di negara ini,” tambah Hlambelo.
Baca Juga: Zimbabwe Undang Pemantau Asing di Pilpres Pertama Sejak Mugabe Lengser
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
0 Comments :
Post a Comment