Judul Postingan : Emil Dardak: Sains dan Politik Harus Bisa Sejalan - Pikiran Rakyat
Share link ini: Emil Dardak: Sains dan Politik Harus Bisa Sejalan - Pikiran Rakyat
Emil Dardak: Sains dan Politik Harus Bisa Sejalan - Pikiran Rakyat
BANDUNG, (PR).- Sistem politik harus memberi kesempatan pemerintah memanfaatkan inovasi-inovasi daerah. Langkah itu perlu agar sains dan politik bisa sejalan dalam menciptakan pembangunan.
"Pemerintahan atau pembangunan itu ladang pengabdian para scientist. Memang tergantung politiknya memberi ruang atau tidak," kata Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak usai memberi kuliah umum di Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu, 20 Maret 2019.
Ia mengatakan, hasil pengembangan sains yang masih berupa percobaan atau inovasi sering belum mendapat kepercayaan sepenuhnya. Sementara yang sudah dipercaya dan mendapat ruang biasanya berasal dari luar negeri.
"Akhirnya di persimpangan jalan. Mau pakai kita atau yang aman tapi bukan dari kita," ujarnya.
Ia memahami keputusan yang diambil tak bisa selalu hitam dan putih. Perlu pertimbangan di bidang apa saja yang harus mandiri sepenuhnya dan yang tidak. "Kalau bidang konstruksi atau yang sifatnya melekat terus sebaiknya mandiri," katanya.
Kebijakan seperti itu tak berarti alergi dengan ilmu atau produk asing. Justru, daerah juga harus jadi bagian jejaring riset internasional. Hasilnya bisa dimanfaatkan optimal untuk pembangunan daerah.
"Kita perlu sistem politik yang komitmen ke situ. Kalau pakai teknologi Indonesia, ada yang salah jadi dibawa ke ranah hukum karena (dianggap) feasibility studies kurang dan sebagainya. Ini butuh komitmen semua, politik dan penegak hukum," tuturnya.
Belanova
Ia menjelaskan, Pemprov Jawa Timur memiliki program Belanova, akronim dari Belanja Inovasi. Berpayung Perda Inovasi Daerah, pemerintah bisa memotong kompas beberapa aturan dalam rangka pemanfaatan inovasi daerah.
"Kalau bukan kita yang ngasih wadah untuk berkembang, lalu siapa? Disuruh berkembang di market ya digebukin pemain besar," ucapnya.
Saat menjabat sebagai Bupati Trenggalek, Emil banyak memanfaatkan sains dan teknologi untuk mengatasi persoalan daerahnya. Utamanya terkait kondisi geografis yang sulit.
Misalnya, mengatasi longsor dan tanah bergerak di jalan utama. Trenggalek merupakan kabupaten di Jawa Timur yang sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan. Sains diperlukan untuk mengumpulkan data yang penting bagi perencanaan pembangunan.
"Isitilahnya science based policy. Dengan kondisi yang sulit tidak boleh menyerah, science punya jalan keluar," katanya.
Pendekatan humanis
Dalam kuliah umumnya, Emil menekankan pentingnya pendekatan humanis pada masyarakat. Pendekatan yang mengharuskan ia untuk turun dan berkomunikasi langsung kepada warga.
Setelah menjadi wakil gubernur, ia menyadari, kehadirannya tak bisa seintens saat menjadi bupati. Pemerintah provinsi juga tak bisa serta-merta mengambil alih kewenangan bupati atau wali Kota.
"Kehadiran kami menunjukkan bahwa bupati dan wali kota tidak sendirian, kami ada melakukan back-up. Membangun sistem yang mengapresiasi proaktif-nya bupati dan wali kota," katanya.
Setelah terpilih sebagai Bupati Trenggalek, pada Pilkada 2018 lalu Emil Dardak terpilih sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur mendampingi Khofifah Indarparawansa di usianya yang baru 34 tahun. Ia meraih gelar Doktor Ekonomi Pembangunan dari Ritsumeikan Asia Pacific University Jepang pada usia 22 tahun.
Usai memberi kuliah tamu, Emil menggelar dialog dengan mahasiswa ITB asal Jawa Timur.***
0 Comments :
Post a Comment