Judul Postingan : Tak Merasa Terancam dengan Teknologi Finansial, BPR Justru Sulit Bersaing dengan ini - Banjarmasin Post
Share link ini: Tak Merasa Terancam dengan Teknologi Finansial, BPR Justru Sulit Bersaing dengan ini - Banjarmasin Post
Tak Merasa Terancam dengan Teknologi Finansial, BPR Justru Sulit Bersaing dengan ini - Banjarmasin Post
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sudah jamak ditemui di kota kecil hingga pelosok kecamatan, sedangkan di kota besar popularitasnya masih kalah dibandingkan bank umum.
Kehadiran BPR memang difokuskan untuk melayani masyarakat khususnya dalam kelompok yang lebih kecil lagi dan selama ini belum terjangkau secara maksimal oleh layanan bank umum.
Namun, belakangan ini maraknya perusahaan teknologi finansial (Tekfin) yang menawarkan produk kredit dan pembiayaan peer to peer lending (P2P) via aplikasi online, patut diwaspadai.
Meskipun belum ada dampak signifikan terhadap pengurangan nasabah BPR di Banua, namun keberadaan Tekfin memberikan peringatan.
Kemajuan teknologi dalam bidang finansial ini bisa saja menjadi ancaman jika tidak diantisipasi para pengelola BPR.
Baca: Ketika Mahfud MD Dapat Tawaran Endorse untuk Promo Produk di Medsos, 1 Twit Rp 4 Juta
Baca: Perbedaan Maia Estianty-Irwan Mussry dan Mulan Jameela-Ahmad Dhani Saat Rayakan Tahun Baru 2019
Baca: Cara Wudhu Sandiaga Uno saat Kampanye Pilpres 2019 Dikomentari Mahfud MD, Netizen Gaduh
Salah satu kondisi yang cukup menguntungkan BPR di Kalsel, lantaran layanan Tekfin P2P ini kebanyakan menyasar segmen masyarakat di ibu kota provinsi yang melek teknologi.
Sementara, segmen nasabah BPR yang biasanya berlokasi di luar wilayah itu masih tetap loyal.
Direktur Utama Bank BPR Paringin yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat (Perbarindo) Kalsel, Muhammad Isnaeni menjelaskan masih banyak masyarakat khususnya di daerah yang belum familiar dengan Tekfin P2P.
Hal ini menyebabkan peran BPR menyalurkan kredit masih cukup dominan saat ini.
Tantangan berat bagi BPR-BPR baik di Kalsel menurutnya justru datang dari perbankan besar yang menyalurkan produk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan suku bunga single digit.
Subsidi yang diberikan pemerintah untuk produk KUR, menyulitkan BPR bersaing khususnya dari sisi suku bunga yang rata-rata masih double digit.
"Bunga KUR jelas lebih rendah, banyak dari nasabah kami yang berkembang sejak usahanya kecil melalui produk kami, justru setelah berkembang memilih KUR karena bunga lebih bersaing. Kami rasa ini bukan hanya terjadi di Kalsel tapi nasional juga," terangnya.
0 Comments :
Post a Comment