Museum Aneh di 'Pusat Dunia' yang Disiapkan Bertahan Hingga Tahun 6000 - detikNews

Museum Aneh di 'Pusat Dunia' yang Disiapkan Bertahan Hingga Tahun 6000 - detikNews Rss Online Museum Aneh di 'Pusat Dunia' yang Disiapkan Bertahan Hingga Tahun 6000 - detikNews, Dunia, Internasional,

Judul Postingan : Museum Aneh di 'Pusat Dunia' yang Disiapkan Bertahan Hingga Tahun 6000 - detikNews
Share link ini: Museum Aneh di 'Pusat Dunia' yang Disiapkan Bertahan Hingga Tahun 6000 - detikNews

BACA JUGA


Museum Aneh di 'Pusat Dunia' yang Disiapkan Bertahan Hingga Tahun 6000 - detikNews

California -

Sekitar 30 tahun silam, Jacques-Andre Istel memutuskan pindah ke gurun pasir dan memikirkan hal-hal yang bisa dikerjakan. Sejak saat itulah dia membangun museum yang akan bertahan sampai tahun 6000.

Sekitar 30 tahun silam, Jacques-Andre Istel berkata kepada istrinya, Felicia Lee: "Kita akan menetap di gurun pasir dan memikirkan sesuatu yang dapat dilakukan."

Bukan penawaran yang menarik, tetapi kemudian, Lee menjadi terbiasa dengan cara berpikir suaminya.

Pada 1971, dengan mempertaruhkan keselamatan dirinya, Istel membawa calon istrinya melakukan perjalanan keliling dunia dengan pesawat kecil bermesin ganda yang tidak selincah mesin mobil Chevrolet.

Sebelumnya, pada 1950an, setelah kembali dari Perang Korea, di mana dia bergabung dengan Angkatan Laut Amerika Serikat, Istel mengembangkan perlengkapan dan teknik parasut yang memungkinkan para tentara melompat keluar dari pesawat di ketinggian 762 meter dan mendarat seolah-olah mereka hanya jatuh dari rak buku dengan ketinggian 1,2 meter.

Segera saja, ribuan orang Amerika menikmati kegilaan terbaru: terjun payung.

Adapun Lee adalah wartawan majalah Sports Illustrated saat berjumpa Istel, yang ketika itu sudah dikenal sebagai 'bapak terjun payung, olahraga orang Amerika'.

Mereka bertemu dalam sebuah wawancara, dan Lee rupanya memiliki selera petualangan sendiri.

"Jika saya mengatakan padanya bahwa kita akan pergi ke Mars, dia akan berkata, 'apa yang saya bawa?'," kata Istel.

Begitulah, pada 1980an, pasangan itu pindah ke lokasi nun jauh di tenggara California, beberapa mil ke arah barat Yuma, Arizona. Di sana Istel telah membeli lahan seluas 1.052 hektare, beberapa dekade sebelumnya.

Terlepas sebagai lahan penampung air, kawasan yang bakal mereka tempati di Gurun Sonora ini sebenarnya tidak banyak direkomendasikan. Tetapi, "kami menyadari bahwa kami mencintainya - ketenangan dan keindahannya," kata Istel.

Selain lokasi parkir luas bagi kendaraan serta perbukitan pasir yang sangat tinggi, gurun tempat tinggal pasangan itu benar-benar berada di wilayah antah berantah.

Pada 1985, perintis terjun payung kelahiran Prancis ini membujuk Imperial County Board of Supervisor di California untuk menetapkan lahannya sebagai The Official Centre of the World. (Mungkin terlalu bombastis, tetapi bukannya tidak akurat, mengingat semua lokasi di permukaan bumi bisa jadi pusatnya.)

Sebuah penanda wilayah sedemikian penting memerlukan sebuah kota sendiri. Tahun berikutnya, Istel menciptakan kota Felicity, yang sekarang dihuni sekitar 15 orang warga dan rambu jalan bebas hambatannya sendiri.

Karena tidak ada yang menolaknya, Istel menyatakan dirinya sebagai walikota pada tahun yang sama - tampaknya bakal berlangsung seumur hidup.

Tetapi Istel tidak berhenti dengan Xanadu-nya (tempat ideal yang indah dan menyenangkan) di padang pasir.

Dia memiliki gagasan untuk membangun monumen yang terbuat dari granit untuk menghormati orang-orang dan tempat-tempat yang penting dalam hidupnya - rekan sesama penerjun payung, almamaternya (Princeton University di New Jersey), dan keluarganya, yang melarikan diri dari Prancis selama Perang Dunia Kedua dan menetap di New York.

Ayahnya, Andre, merupakan penasihat Jenderal Charles de Gaulle, dan ibunya, Yvonne, adalah relawan semasa perang.

Bukan sembarang monumen yang diinginkan Istel. Monumen itu harus luar biasa, dan yang lebih penting lagi, harus menjadi sesuatu yang akan bertahan jauh, jauh ke masa depan.

Dia memperkerjakan para insinyur yang menghasilkan rancangan segitiga granit memanjang - "sejenis planet yang meledak," kata Istel - yang mungkin akan bertahan sampai tahun 6000.

Monumen segitiga itu berdiri pada 1991; panjangnya 30,5 meter, tinggi 13 meter, dan permukaannya terdiri dari dari 60 panel granit merah yang dipoles.

Kekuatannya berasal dari apa yang ada di dalamnya: beton bertulang baja yang dibenamkan sedalam satu meter.

Kemudian Istel memutuskan untuk membangun monumen lain, untuk menghormati Angkatan Laut Amerika Serikat yang berjuang dan tewas dalam Perang Korea. Lalu ada monumen ketiga, keempat dan kelima.

Saat ini, sudah ada 20 monumen yang disusun dalam sudut-sudut penuh sentuhan artistik di atas gurun, yang secara kolektif membentuk The Museum of History in Granite, semacam bank ilmu pengetahuan terbuka untuk berabad-abad kemudian.

Sebagaimana yang diunggah seorang pengunjung di dalam TripAdvisor, museum ini adalah tempat di mana "Makhluk-makhluk Mars akan datang untuk belajar tentang kemanusiaan".

Istel telah mengukir segitiga-segitiga batunya dengan pemilahan yang rapi dari banyak hal yang kita ketahui tentang dunia, dari Big Bang sampai sosok Presiden AS Barack Obama.

Para pengunjung, yang setiap tahunnya membludak hingga ribuan orang, dapat belajar tentang Hindu, letusan gunung Vesuvius, peradaban Zapotec di Meksiko, Buddha, kelahiran Yesus, sosok Attila sang Raja Hun, teorema Pythagoras, perilaku walrus, para filosofi Yunani, Pidato Gettysburg, pendaratan di Bulan, dan terorisme di jaman kontemporer.

Terlepas dari latar belakang pendidikannya yang elite di Ivy League, Istel meyakini bahwa ilmu pengetahuan yang diperoleh sendiri "kemungkinan adalah bentuk terbaik dari pendidikan".

Gagasan di balik deskripsi pendek tentang sejarah ini adalah untuk menawarkan informasi yang cukup memuaskan bagi selera pembaca. Sebagian besar topik, bahkan yang bertema penting, dijelaskan hanya dengan beberapa ratus kata.

Lee menangani sebagian besar penelitian, menggunakan penerbit yang memiliki reputasi seperti Oxford, Britannica dan Larousse. Istel menuliskan teksnya, kemudian dia dan Lee berkali-kali memeriksa kata-katanya sebelum memutuskan versi finalnya.

Sebuah catatan berjudul "Interesting Times" melalui 59 kali penulisan naskah. Begitu teksnya siap, para pengukir profesional mulai bekerja, sering bekerja keras dalam cahaya lampu di bawah langit malam untuk menghindari panas gurun yang brutal.

Untuk melengkapi teksnya, para seniman menggoreskan ilustrasi di atas permukaan panel batu.

Museum tidak dapat mencakup semuanya, jadi "Anda tentukan dan pilih hal-hal yang menarik," kata Istel. Dia sering mengelompokkan hal-hal terkait ke dalam satu tema.

Beberapa topik merupakan hal-hal menarik bagi Istel - terjun payung mendapat ruang yang cukup - sementara topik lain hadir berkat saran dari yang lain. Lee muncul dengan gagasan untuk panel 'Great Seal of the United States', lambang resmi Amerika Serikat.

Beberapa prasasti tampak sedikit lucu. Misalnya, pada 1809, Presiden Amerika Serikat James Madison mengusulkan berdirinya Kementerian Bir.

Makanan Hamburger "menyumbang hampir 60 persen dari seluruh roti lapis yang dikonsumsi". Gambar beruang grizzly pada bendera Bear Republic yang asli "tampak lebih mirip babi daripada beruang".

Koboi Wild West yang khas itu 'sering berada di ratusan mil dari bar terdekat atau perempuan". Tombol untuk menghilangkan suara (mute) TV, yang dianggap Istel sebagai 'salah satu penemuan hebat dunia'. Semuanya mendapatkan perhatian.

Tujuan Istel adalah demi obyektivitas dan akurasi. Tetapi mengingat sumber-sumber yang bereputasi baik sekalipun tidak akan berjalan seiring dengan poin-poin tertentu, ini merupakan tantangan yang sulit.

"Jawabannya adalah, Anda lakukan sebaik mungkin," kata Istel

Jadwal operasional resmi museum berlangsung selama bulan-bulan dengan cuaca dingin. Dimulai satu hari setelah Thanksgiving (Kamis keempat di bulan November) sampai akhir Maret, para pengunjung dapat bergabung dalam tur selama 15 menit yang dipimpin oleh relawan pemandu, menonton video pendek tentang museum atau mencicipi hidangan ringan di restoran kecil.

Selama sisa tahun, museum ini buka hanya untuk tur mandiri.

Properti Istel juga dihiasi dengan karya-karya seni dan arsitektur yang tampaknya tidak ada hubungannya dengan apapun, tetapi menambahkan sedikit kesenangan yang absurd.

Bagian tangga spiral asli dari Menara Eifel setinggi 25 kaki menjulang secara serampangan ke langit gurun. Sebuah replika patung perunggu karya Michelangelo "Arm of God". dari lukisan atap di kapel Sistine, berperan sebagai gnomon dari jam matahari.

Terdapat juga piramid granit berongga setinggi 21 kaki, yang di dalamnya terdapat plakat metal yang menandai pusat dunia.

Dengan biaya US$2, dari penerimaan reguler museum sebesar US$3 per orang, para pengunjung akan memperoleh sertifikat bahwa mereka sudah berdiri di tempat yang tepat.

Elemen yang paling tinggi dan paling mencolok pada properti itu adalah kapel kecil putih yang berdiri di atas bukit tanah setinggi 35 kaki. Istel tidak terlalu religius, tetapi dia merasa pantas untuk membangun kapel, bukan karena alasan lain selain "menjaga agar kita tetap pada perilaku terbaik kita".

Istel dan Lee tinggal di dekat museum, di dalam sebuah rumah indah, yang dipenuhi cahaya dengan jendela-jendela besar yang menghadap pegunungan berwarna kecoklatan. Di sana terdapat perpustakaan yang diisi dengan buku-buku bersampul kulit dan sebuah piano yang dimainkan Lee.

Kepada para tamunya, Istel menyajikan air bersoda - wine jika mereka menginginkannya, di dalam gelas-gelas kristal.

Istel telah menyiapkan rencana untuk mendirikan museum di lahannya, dan kawasan lebih luas yang mengelilinginya. Bahkan, saat mencapai usia 90 tahun, dia tidak memiliki rencana untuk memperlambat impiannya itu.

Museum itu masih jauh dari selesai. Lusinan panel granit kosong menanti teks dan ilustrasi. Juga ada sebuah tanda penunjuk baru yang harus dipasang, dan tugas yang tidak pernah selesai yaitu materi daringnya. Istel menjawab setiap, bahkan yang jahat sekalipun, dengan sikap sopan yang tidak dibuat-buat.

Jika kelak para penghuni dunia lain mengunjungi museum itu, Istel tidak akan terkejut. Dia percaya bahwa manusia suatu saat nanti akan menjelajahi planet-planet serta bintang-bintang lainnya.

Jadi, bukannya tidak mungkin, bahwa suatu saat mereka akan kembali ke Bumi. Salah satu panel granit memiliki tanda tanya besar, bersama dengan catatan:

"Semoga keturunan kita nanti, mungkin yang jauh dari planet Bumi, memandang sejarah kita dengan pengertian dan kasih sayang".

Anda bisa membaca versi bahasa Inggris dari tulisan ini, A strange museum at the 'center of the world', di laman BBC Travel.


(ita/ita)

Share on Google Plus

- Silly

-.

0 Comments :

Post a Comment