Judul Postingan : Peluang Pajak Hiburan, BP2D All Out Penuhi Target 2019 - MALANG POST
Share link ini: Peluang Pajak Hiburan, BP2D All Out Penuhi Target 2019 - MALANG POST
Peluang Pajak Hiburan, BP2D All Out Penuhi Target 2019 - MALANG POST
MALANG – Rangkaian event Hari Ulang Tahun (HUT) ke-105 Kota Malang sudah mendekati akhir di April 2019 ini. Sedikitnya menyisakan lima dari sekitar 15 event yang dijadwalkan Pemkot Malang. Satu kegiatan lagi yang cukup besar adalah jalan sehat sadar pajak, 28 April mendatang.
Hal menarik dari banyaknya kegiatan tersebut, tidak adanya jadwal hiburan rakyat berupa konser musik. Kota Malang seolah lupa bahwa salah satu identitas kota ini dikenal sebagai barometer musik Indonesia, yang telah melahirkan banyak musisi nasional.
“Harusnya dalam momen khusus seperti HUT Kota Malang ini ada hiburan musik yang spektakuler. Kita tahu Kota Malang ini langganan tempat konser musik nasional. HUT tanpa konser musik jadi kurang asik,” ungkap Bison, penggiat musik asal Gadang, Kota Malang.
Menurutnya, Malang harus menjaga identitas sebagai kota yang sangat peduli pada pekembangan musik. “Jika perlu buat jargon baru, Malang Kota Musik, selain Malang Kota Pendidikan dan Malang Kota Wisata seperti selama ini,” lanjutnya pada Malang Post.
Bahkan Museum Musik Indonesia yang merupakan satu-satunya museum seni musik di Indonesia, berada di kota Malang. Meski bukan Ibukota Provinsi, Kota Malang hampir selalu dilibatkan dalam tiap gelaran tur musik di Indonesia.
Beberapa road show konser musik selalu mencantumkan Kota Malang sebagai pilihan yang wajib dikunjungi. Terbukti sudah banyak konser musik sukses digelar di Kota Malang seperti grup band Padi, Dewa 19, Shela on7, SID, Iwan Fals, Agnes Monica, Raisa dan banyak artis lainnya.
Selain keamanan dan kenyamanan, sukses konser besar di Kota Malang tidak lepas dari perkembangan gedung-gedung megah untuk gelaran musik. Ada gedung Samantha Krida di Universitas Brawaijaya dan gedung Merdeka di Universitas Merdeka.
Terbaru ada gedung Dome Universitas Muhammadiyah Malang dan gedung Graha Cakrawala yang kini jadi langganan konser musik indoor di Kota Malang. Juga ada indoor skala kecil seperti Gedung Kesenian, Gedung Kartini maupun di ballroom beberapa hotel. Kota Malang juga punya lokasi outdoor seperti Stadion Gajayana dan lapangan Rampal yang sudah langganan sebagai tempat menggelar konser musik rock maupun dangdut. Ada juga Lembah Dieng yang beberapa waktu lalu sukses menggelar Malang Jazz Festival.
“Menurut saya, Kota Malang ini juga layak disebut sebagai Kota Ramah Konser. Sepertinya ini perlu dicanangkan Pemkot Malang agar lebih mendukung terciptanya Malang Kota Musik, kalau perlu tiap bulan ada konser musik di Kota Malang, asik juga,” sebut Bison.
Fasilitas hotel tempat artis menginap pun sangat memadai di Kota Malang. Termasuk akses transportasi umum, cukup dekat terminal bus, kereta api dan bandara. Sehingga mudah dijangkau artis maupun penonton dari berbagai daerah di sekitar Kota Malang.
Frontman d'Kross, Ade Herawanto pun setuju jika Pemkot Malang ingin mendeklarasikan Kota Malang sebagai Kota Ramah Konser. “Sepakat, saya setuju 1000 persen. Ayo kita rumuskan langkah konkretnya,” yakin Ade perihal ide Malang Kota Ramah Konser.
Apresiasi pada musisi agar mendapatkan tempat layak untuk konser ini sekaligus bakal menjadi wisata hiburan di Kota Malang. Berikutnya tentu akan membuka peluang bagi Kota Malang untuk meningkatkan pemasukan dari pajak daerah.
Khususnya dari pajak hiburan, pajak hotel, pajak reklame, pajak parkir dan pajak restoran yang terkait dengan gelaran konser di Kota Malang. Misalkan tiap bulan selalu ada konser besar, diprediksi bisa membantu penuhi target pajak 2019, senilai Rp 501 miliar.
“Soal target pajak itu, kita sudah siap all out untuk memenuhinya,” tegas Ade yang juga Kepala BP2D (Kota Malang. Kota Ramah Konser diharapkan bisa meyakinkan Event Organizer nasional untuk lebih tertarik gelar konser musik di Malang. (mar)
- < Prev
- Next >
0 Comments :
Post a Comment