“E-Commerce” Perlu Teknologi Pendukung - Koran Jakarta

“E-Commerce” Perlu Teknologi Pendukung - Koran Jakarta Rss Online “E-Commerce” Perlu Teknologi Pendukung - Koran Jakarta, Teknologi,

Judul Postingan : “E-Commerce” Perlu Teknologi Pendukung - Koran Jakarta
Share link ini: “E-Commerce” Perlu Teknologi Pendukung - Koran Jakarta

BACA JUGA


“E-Commerce” Perlu Teknologi Pendukung - Koran Jakarta

Era digital melahirkan banyak bisnis baru dengan bermacam model. Pada bisnis e-dagang, misalnya, membutuhkan e-commerce enabler (pendukung) yang membantu penjual sukses berjualan online.

Dalam misi membantu merek dari skala UKM (usaha kecil menengah) hingga perusahaan besar dalam menjual produk secara online, pelaku bisnis dituntut harus bisa mengantisipasi tantangan dalam pengembangan bisnisnya.

Artinya, bila banyak keberadaan teknologi men-disruptive, sebenarnya bukanlah semata-mata karena teknologi saja. Ke depan ada beberapa teknologi yang bisa digunakan sebagai enabler.

Teknologi itu diantaranya robot, kecerdasaran buatan, Internet of Things, Cloud Computing, Big Data Analytic, 3D printing, dan digital payment systems.

Apalagi, penggunaan teknologi mutlak diperlukan karena pada tahun 2030 negeri ini mendapatkan bonus demografis. Pertumbuhan ekonomi diprediksikan bakal 2,5 kali lipat dari sekarang. Maka, republik ini bisa dipastikan bakal berpeluang menjadi ekonomi terbesar ke lima di dunia.

Karena itu, perusahaan yang memanfaatkan internet bisa memberdayakan e-commerce enabler atau teknologi pendukung e-dagang. Jet Commerce misalnya, menawarkan strategi pemasaran, brand image, serta awareness masyarakat terhadap merek.

Perusahaan di yang didirikan oleh Jet Lee, pemilik J&T ini, menawarkan kepada mitra merek dalam strategi pemasaran, menentukan jenis edagang atau marketplace, membuat desan produk dan menampilkannya, menangani keluhan pelanggan, melakukan pengemasan barang dan mengirimkan produk ke pembeli.

Solusi Jet Commerce bersifat menyeluruh, meliputi pengembangan sekaligus pengelolaan official store di berbagai platform e-commerce, digital marketing, customer service, dan layanan warehousing &  fulfillment yang mencakup penyimpanan barang hingga pengiriman.

Mitra Jet Commerce sejauh ini berasal dari kategori produk elektronik, health & beauty, produk rumah tangga, mainan anak, pet food, dan popok bayi, baik merek global dan lokal diantarnaya Mattel, Shiseido, MamiPoko, Oppo, Mustika Ratu, Colgate, dan sebagainya.

“Sudah menjadi tanggung jawab kami sebagai e-commerce enabler yang berfokus pada solusi end-toend untuk meningkatkan kapasitas dan memperbarui teknologi fulfillment center kami,” ujar Chief Executive Officer Jet Commerce, Oliver Yang, di Jakarta.

Untuk mengimbangi bersarnya permintaan terhadap produk mitra, Jet Commerce menambah gunang di Daan Mogot. Gudang seluas 3.700 meter persegi ini memiliki luas tiga kali lipat lebih dari gudang pertama yang berada di Tagerang.

Penambahan gundang didorong oleh jumlah mitra brand yang bertambah seiring dengan performa penjualan positif yang diperoleh.

Gudang baru dapat menampung 300.000 item barang lebih, dilengkai dengan penyimpanan bertemperatur sejuk untuk produk kecantikan, perawatan kulit, dan area penyimpanan barang bernilai tinggi seperti produk elektronik.

Gudang dirancang proses memasukan barang (inbound) hingga proses mengeluarkan barang (outbound), dengan dukungan teknologi warehouse management system (WMS) dan order management system (OMS) termutakhir.

“Agar proses WMS dan OMS berjalan cepat gudang dilengkapi dengan peralatan modern seperti belt conveyor, mobile scanner, dan sejenisnya,” jelas Oliver.

Tantangan Bisnis

Gudang untuk fulfillment menjadi salah satu aktivitas kompleks yang penting dalam membangun bisnis e-dagang. Namun masih ada berbagai tantangan yang dihadapi merek untuk mengoptimalkan proses pemenuhan pesanan tersebut.

Marketing Director Jet Commerce Agustina Putri Wijaya, mengatakan “Bagi brand tantangan pertama adalah keterbatasan tenaga ahli di bidang operations & AMP fulfillment lantaran hanya sebagian brand yang memiliki kompetensi inti dalam hal jaringan distribusi.”

Tantangan berikutnya, yaitu ketidaksiapan menghadapi perubahan volume pesanan, seperti saat musik puncak (peak season) menjelang Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, atau pun saat berlangsungnya festival belanja online seperti 11.11 dan 12.12. Oleh karenanya mitra merek harus perlu cermat membaca tinggi rendahnya permintaan produkproduk tertentu.

“Menghadapi pesanan yang meroket kamu mengantisipasi dengan cara pengemasan pendahuluan atau pre-packing. Kemudian, persiapan hulu-hilir bisa dilakukan mulai dari menambah jumlah dan shift kerja, hingga memastikan seluruhsistem penunjang bekerja dengan baik,” jelas Agustina.

Terakhir, tantangan dalam menciptakan pengalaman mengesankan. Pengalaman itu bisa diciptakan dengan beragam cara, salah satunya melalui kemasan yang shareable atau menarik untuk dibagikan di media sosial.

Menurut riset konsumen primer GlobalData 2016 yang mencatat lebih dari seperempat konsumen global (26 persen) tertarik terhadap kemasan berbentuk unik dan berwarna cerah, sementara 23 persen konsumen global tertarik terhadap kemasan interaktif.

Di samping pembuatan kemasan yang menarik, kekokohan kotak kemasan untuk produk gawai (gadget) juga harus terjaga untuk melindungi barang dari tekanan, guncangan, hingga benturan selama pengiriman.

Bagi merek memberikan kemasan seperti tersebut menjadi tantangan sekaligus hambatan karena mereka lebih fokus pada pekerjaanpekerjaan strategis lainnya termasuk inovasi dan pengembangan produk.

Dengan adanya enabeler bagi edagang seperti Jet Commerce merek tidak perlu mengatasi kendala-kendala teknis seperti keterlambatan pengiriman dan ketidaksesuaian barang yang dapat berujung pada ketidakpuasan konsumen.

“Kehadiran fulfillment center di Daan Mogot merupakan salah satu upaya Jet Commerce dalam membantu brand mengatasi tantangantantangan tersebut,” jelas Agustina. hay/E-6



Share on Google Plus

- Silly

-.

0 Comments :

Post a Comment