Banyak yang Nakal, Gunakan Visa Wisata untuk Bekerja - Pikiran Rakyat

Banyak yang Nakal, Gunakan Visa Wisata untuk Bekerja - Pikiran Rakyat Rss Online Banyak yang Nakal, Gunakan Visa Wisata untuk Bekerja - Pikiran Rakyat, Wisata,

Judul Postingan : Banyak yang Nakal, Gunakan Visa Wisata untuk Bekerja - Pikiran Rakyat
Share link ini: Banyak yang Nakal, Gunakan Visa Wisata untuk Bekerja - Pikiran Rakyat

BACA JUGA


Banyak yang Nakal, Gunakan Visa Wisata untuk Bekerja - Pikiran Rakyat

BANDUNG, (PR).- Isu tenaga kerja asing asal Tiongkok yang terus berdatangan ke Indonesia dibantah mantan anggota DPR RI Syarif Bastaman. Menurut Syarif semua telah diatur jendela hukumnya dalam RPTKA sehingga semua tenaga kerja asing ada dalam pengawasan.

"Jumlah tenaga kerja asing di Indonesia ini hanya berjumlah 0,01 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Jauh sekali dengan negara tetangga kita Malaysia, yang jumlah tenaga kerja asingnya mencapai 10 persen dari jumlah keseluruhan warga negara," kata Syarif di sela-sela acara Safari Dakwah, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, di Hotel Prime Park, Jalan PHH Mustopha, Kota Bandung, Sabtu 30 Maret 2019.

Menurut Syarif, yang banyak itu adalah wisatawan asing yang datang dan pergi ke Indonesia. Jumlahnya kata dia mencapai 9-12 juta per tahun. "Hanya saja mereka yang menggunakan visa turis ini, terkadang 'nakal' menggunakan visa turis mereka justru untuk bekerja," ujarnya.

Wisatawan yang bekerja ini, lanjut Syarif, tentunya sudah melanggar hukum. Tindakan tegas pun sudah dilaksanakan oleh pemerintah bagi wisatawan yang telah ‎menyalahgunakan visa wisatanya.

"Sekarang yang digembor-gemborkan adalah di wilayah Morowali katanya banyak tenaga kerja asing asal Tiongkok. Tentu saja banyak karena perusahaan nikel di sana milik orang Tiongkok. Bisa saja kan butuh tambahan pekerja yang didatangkan langsung dari RRC," ucapnya.

Di lain hal, Indonesia kini terus mengembangkan jaringan gas (jargas). Jargas ini, menurut Syarif, murah dan mudah. Meski di luar negeri jargas ini sudah biasa digunakan sebagai penunjang infrastruktur yang ada. "Jadi jika di luar negeri rumah-rumah dibangun dengan jaringan air, listrik dan gas sekaligus," ucap dia.

Kontraktor migas

Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar menambahkan, pada tahun 2019 ini setidaknya ada 5 blok migas yang dilelang. Blok-blok tersebut bisa digunakan untuk eksplorasi migas pada  5-10 tahun ke depan. 

"Kami juga siapkan dana non APBN yang jumlahnya Rp 31 triliun agar membantu investasi yang nantinya masuk ke blok-blok tersebut," ucapnya.

Chandra pun menyatakan sebelumnya pada tahun 2015 dan 2016 tak ada investasi dari luar untuk eksplorasi migas ini. Namun pada tahun 2017 mulai lah investasi ini berdatangan. Pada tahun 2017 ada 5 kontraktor migas yang masuk ke Indonesia.

"Sementara pada tahun 2018 ada 9 kontraktor migas yang masuk. Nah pada 2019 kami pun menawarkan 5 blok migas yang bisa dieksplorasi. Meski volume migas yang ada belum bisa ditentukan berapa jumlah potensi migas di blok-blok tersebut," ucapnya.

Oleh karena itu Chandra berharap dengan adanya cadangan-cadangan minyak baru ini bisa meningkatkan perekonomian Indonesia.***
 



Share on Google Plus

- Silly

-.

0 Comments :

Post a Comment