Angkot Depok Sulit Bersaing dengan Aplikasi Transportasi dan Rencana Bus Medium - BeritaSatu

Angkot Depok Sulit Bersaing dengan Aplikasi Transportasi dan Rencana Bus Medium - BeritaSatu Rss Online Angkot Depok Sulit Bersaing dengan Aplikasi Transportasi dan Rencana Bus Medium - BeritaSatu, Aplikasi,

Judul Postingan : Angkot Depok Sulit Bersaing dengan Aplikasi Transportasi dan Rencana Bus Medium - BeritaSatu
Share link ini: Angkot Depok Sulit Bersaing dengan Aplikasi Transportasi dan Rencana Bus Medium - BeritaSatu

BACA JUGA


Angkot Depok Sulit Bersaing dengan Aplikasi Transportasi dan Rencana Bus Medium - BeritaSatu

Depok, Beritasatu.com - Rencana Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Depok untuk melakukan inovasi angkutan umum dengan menggunakan bus ukuran medium mendapat tanggapan dari DPRD Kota Depok. DPRD meminta penggunaan bus medium ini nantinya tidak berdampak pada pengurangan jumlah angkutan umum perkotaan (angkot). Terlebih jumlah angkot di Depok sendiri telah berkurang cukup banyak sejak era transportasi berbasis aplikasi.

"Saat ini angkot bersaing ketat dengan transportasi berbasis aplikasi yang bisa langsung menjemput penumpang hingga ke depan rumah. Kenyamanan menjadi kunci utama jika angkot ingin bersaing dengan transportasi berbasis aplikasi. Kalau kondisi angkotnya sudah buruk dan tidak nyaman maka jangan salahkan masyarakat berpindah ke transportasi berbasis aplikasi," papar Anggota Komisi C DPRD Kota Depok Edi Sitorus kepada SP, Selasa (26/3/2019) di Depok, Jawa Barat.

Baca juga: Angkot di Depok Makin Tak Diminati, Dishub dan Organda Cari Solusi.

Lebih lanjut diungkap Edi, dirinya memahami jika Organda kesulitan menemukan leasing yang bersedia melakukan peremajaan angkot. "Ini bisa dipahami karena jika pembayarannya lancar maka pasti leasing tak akan ragu tetapi jika ke depannya tidak menjanjikan maka leasing juga akan berpikir dua kali," kata Edi.

Anggota DPRD dari Partai Demokrat ini meminta Organda dan Dinas Perhubungan (Dishub) tegas untuk tidak membiarkan angkot yang tidak layak tetap beroperasi. Edi berharap angkot yang sudah tak layak harus diafkir dan jangan dibiarkan tetap mengangkut penumpang karena penumpang pasti ingin kenyamanan.

"Kalau angkotnya sudah tak layak dan bikin nggak nyaman maka jelas masyarakat akan memilih transportasi berbasis aplikasi," kata Edi.

Sebagai kota metropolitan apalagi penyangga ibu kota DKI Jakarta, Edi berharap Dishub dan Organda mampu menciptakan inovasi dalam mewujudkan angkutan umum yang nyaman dan layak. Bila ini terwujud maka akan menjadi magnet dan menjadi acuan daerah lain untuk mampu mewujudkan transportasi umum yang nyaman dan layak.

"Bukan masalah besar kecilnya kendaraan. Apakah itu bus medium ataukah tetap angkot, hal terpenting adalah harus nyaman dan layak," tutur Edi.

Sementara itu, Pengamat Transportasi Universitas Katholik Soegijapranata, Semarang Djoko Setijowarno mengatakan, konsep buy the service atau membeli layanan bisa diterapkan di Depok.

Pemkot Depok tidak perlu membeli sejumlah armada bus yang diperlukan. Operator transportasi umum yang membeli armada. Pengemudi juga mendapat gaji bulanan. Sistem setoran sudah tidak berlaku lagi. Pemkot. Depok yang nantinya membeli layanan (Rupiah per Kilometer) yang disiapkan operator angkutan umum. Pemkot Depok dapat membuat Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang khusus mengawasi operasional transportasi umum dan menjalankan SOP.

"Konsep yang tepat untuk menata transportasi umum di Kota Depok adalah menggeser bukan menggusur. Pengusaha angkutan kota yang sudah beroperasi diminta bergabung membentuk badan hukum yang nantinya bisa menerima subsidi untuk mengoperasikan transportasi umum," papar Djoko.

Diungkap Djoko, Dishub Depok tidak ada salahnya untuk belajar dengan Dishub Provinsi Jawa Tengah yang sudah mengoperasikan bus sistem transit dengan konsep buy the service.

"Saya percaya transportasi umum yang bagus dapat mengubah wajah Kota Depok," pungkas Djoko.

Sumber: Suara Pembaruan


Share on Google Plus

- Silly

-.

0 Comments :

Post a Comment