Microsoft Habis-habisan di Teknologi 'Jarvis Iron Man' - CNBC Indonesia

Microsoft Habis-habisan di Teknologi 'Jarvis Iron Man' - CNBC Indonesia Rss Online Microsoft Habis-habisan di Teknologi 'Jarvis Iron Man' - CNBC Indonesia, Teknologi,

Judul Postingan : Microsoft Habis-habisan di Teknologi 'Jarvis Iron Man' - CNBC Indonesia
Share link ini: Microsoft Habis-habisan di Teknologi 'Jarvis Iron Man' - CNBC Indonesia

BACA JUGA


Microsoft Habis-habisan di Teknologi 'Jarvis Iron Man' - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Microsoft meluncurkan HoloLens 2, versi upgrade dari headset realitas campuran (virtual reality), pada Minggu (24/2/2019) di Barcelona. Perusahaan bertaruh dengan menggandakan gagasan bahwa bisnis akan semakin sering menggunakan teknologi hologram di tempat kerja.

Headset HoloLens 2 akan berharga US$3.500-US$1.500 (Rp 21 juta) lebih murah dari harga komersial perangkat HoloLens pertama yang dirilis Microsoft lebih dari 4 tahun lalu. Microsoft juga menawarkan opsi berlangganan sebesar US$125 per bulan. Harga yang lebih rendah bisa membuat headset lebih menarik bagi khalayak komersial Microsoft.

"Media baru ini hanyalah awal dari mengalami apa yang mungkin terjadi ketika Anda menghubungkan dunia digital ke dunia fisik, untuk mengubah cara kita bekerja, belajar dan bermain," kata CEO Microsoft Satya Nadella pada acara peluncuran di Barcleona.


Realitas campuran, atau augmented reality, adalah teknologi yang melapisi gambar digital seperti hologram ke dunia nyata. Headset nirkabel realitas campuran baru Microsoft juga mencakup bidang pandang yang diperluas dua kali lebih besar dari perangkat sebelumnya.

Microsoft juga mengatakan versi terbaru 3 kali lebih nyaman dari sebelumnya.

Fitur utama lainnya dari HoloLens 2 meliputi:

Pelacakan mata real-time, lensa holografis tembus pandang, dan prosesor Qualcomm Snapdragon 850.

Peluncuran HoloLens 2 datang di tengah kontroversi atas kesepakatan US$480 juta Microsoft untuk menjual headset realitas campuran ke Angkatan Darat Amerika Serikat (AS). Pada Jumat, sekelompok karyawan Microsoft menulis surat terbuka kepada CEO Satya Nadella dan chief legal officer Brad Smith mengatakan mereka menolak untuk membuat teknologi yang digunakan untuk "perang dan penindasan."

Surat itu mengatakan: "Kami khawatir bahwa Microsoft sedang bekerja untuk menyediakan teknologi senjata kepada Militer AS, membantu pemerintah satu negara 'meningkatkan alat mematikan' menggunakan alat yang kami buat. Kami tidak mendaftar untuk mengembangkan senjata, dan kami menuntut pendapat tentang bagaimana pekerjaan kami digunakan. "

Microsoft adalah salah satu dari beberapa perusahaan yang berinvestasi dalam perangkat virtual reality (VR) dan augmented reality (AR). Oculus Facebook merilis headset Quest senilai US$399 pada musim gugur yang lalu, sementara startup Leap Magic telah mengembangkan headset sendiri senilai US$2.295 per unit.

Raksasa teknologi China Huawei mengatakan kepada CNBC International pada November lalu bahwa mereka berencana untuk memperkenalkan kacamata augmented reality dalam satu atau dua tahun ke depan.

Tingginya harga untuk perangkat ini adalah salah satu alasan teknologi gagal untuk menjadi arus utama di kalangan konsumen. Penjualan perangkat VR dan AR rebound pada kuartal ketiga 2018 setelah menurun selama empat kuartal berturut-turut, menurut perusahaan riset pasar International Data Corporation (IDC).

Strategi Microsoft adalah menargetkan audiens bisnis yang mungkin bersedia berinvestasi lebih besar.

Saksikan video tentang animator Indonesia yang garap film Hollywood di bawah ini:

[Gambas:Video CNBC]

(roy/roy)



Share on Google Plus

- Silly

-.

0 Comments :

Post a Comment