Judul Postingan : Kota Ambon Masuk 19 Daerah yang Difasilitasi Indonesiana | Millennials - Gatra
Share link ini: Kota Ambon Masuk 19 Daerah yang Difasilitasi Indonesiana | Millennials - Gatra
Kota Ambon Masuk 19 Daerah yang Difasilitasi Indonesiana | Millennials - Gatra
Ambon, Gatra.com - Program Platform Indonesiana di Kota Ambon sudah mulai terlihat dan berproses dengan baik, karena sudah terjadi sinergi antara komunitas dan pemerintah daerah. Itu sebanya ibukota Provinsi Maluku ini lolos masuk dalam 19 daerah yang difasilitasi Platform Indonesiana.
"Saat ini Ambon sudah cukup baik dan sangat maju dibandingkan tahun lalu. Memang tidak semewah lalu saat Amboina International Bamboo Music Festival 2018, mereka mendatangkan artis internasional. Akan tetapi kami telah melihat prosesnya berjalan, platformnya mulai duduk dan bagaimana komunitas merencanakan langkah awal," terang Tim Ahli Knowledge Management Indonesiana, Anung Karyadi, saat ditemui Gatra.com, di Kantor Ambon Music Office (AMO), kawasan Passo, Kota Ambon, Kamis (15/8/2019).
Indonesiana sendiri menurut Anung, adalah platform pendukung kegiatan seni budaya di Indonesia yang bertujuan untuk membantu tata kelola kegiatan seni budaya yang berkelanjutan, berjejaring, dan berkembang.
"Indonesiana diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pada prakteknya, Indonesiana dikerjakan dengan semangat gotong royong dan dengan melibatkan semua pihak yang memiliki kepedulian dan kepentingan atas pemajuan kebudayaan di Indonesia," terangnya.
Lebih lanjut terkait Kota Ambon, Anung menuturkan, daerah ini masuk dalam daftar 19 daerah yang difasilitasi oleh Platform Indonesiana. Tadinya sebanyak 24 daerah yang lolos tahap berikut dan dilakukan seleksi melalui kunjungan.
"Pada proses seleksinya, yang pertama kita pastikan apakah unsur-unsur di dalam platform itu bekerja atau tidak. Terutama ekosistemnnya seperti apa? Ekosistem komunitasnnya bagaimana? Apakah ada sinergi antara komunitas dengan pemerintah daerah?" papar Anung.
Selain itu Anung katakan penilaian juga dilihat pada komitmen anggaran dan bagaimana partisipasinya berjalan. Sehingga pada platform tersebut dapat terbentuk tim kerja yang terdiri atas gabungan komunitas dan pemerintah daerah.
"Dari 24 daerah akhirnya terseleksi tahun ini hanya 19 daerah yang kami fasilitasi, nanti tinggal proses ke pelaksanaannya. Di fase tersebut kita akan melihat apakah setelah dilakukan sesuai dengan perencanannya atau tidak? Lalu apakah suatu daerah tersebut telah benar-benar menjalankan platformnya atau tidak?" ungakpnya.
Sebab menurut Anung, jika sudah dapat menjalankan platformnya berarti akan dinilai kembali seperti apa progresnya. Jika levelnya sudah bagus, maka mungkin pihaknya akan mengurangi peran mereka.
"Jadi seperti saat ini di tahun kedua, peran kita telah berkurang dari sebelumnya 50:50, maka tahun ini peran kita 30% dan daerah tersebut 70%. Nanti tahun ketiga akan kita lihat kembali, jika peran kita sudah dianggap cukup maka kita akan lakukan monitoring saja," katanya
Namun apabila dianggap masih belum, kata Anung, maka pihaknya akan memberikan tambahan kapasitas. Tetapi apabila peran pihaknya terlalu dominan, maka akan berhentikan dan dianggap tidak siap.
"Kita akan beralih ke daerah lain, sebab kita akan undang daerah lain sehingga mereka akan memiliki pengalaman juga. Dan untuk Ambon sendiri sudah cukup baik dan berkembang dibandingkan tahun lalu," pungkasnya.
Reporter: Tiara Melinda
Editor: Zairin Salampessy
0 Comments :
Post a Comment