Bukit Rhema Siap Jadi Destinasi Wisata Religi Untuk Semua Agama - detikTravel

Bukit Rhema Siap Jadi Destinasi Wisata Religi Untuk Semua Agama - detikTravel Rss Online Bukit Rhema Siap Jadi Destinasi Wisata Religi Untuk Semua Agama - detikTravel, Wisata,

Judul Postingan : Bukit Rhema Siap Jadi Destinasi Wisata Religi Untuk Semua Agama - detikTravel
Share link ini: Bukit Rhema Siap Jadi Destinasi Wisata Religi Untuk Semua Agama - detikTravel

BACA JUGA


Bukit Rhema Siap Jadi Destinasi Wisata Religi Untuk Semua Agama - detikTravel

Magelang - Kawasan Bukit Rhema dan Gereja Ayam siap menjadi destinasi wisata religi untuk semua agama. Destinasi ini akan jadi yang pertama di Jawa Tengah.

Kawasan wisata Bukit Rhema yang berada Borobudur, Kabupaten Magelang, lebih dikenal publik dengan sebutan Gereja Ayam. Di kompleks bangunan Gereja Ayam ini, kini dilengkapi dengan Kapel Bunda Maria Segala Bangsa.

Keberadaan Gereja Ayam sendiri berada di Dusun Gombong, Kembanglimus, Kecamatan Borobudur. Lokasi bangunan ini, tidak jauh dari Candi Borobudur. Traveler yang ingin menuju Bukit Rhema yang dikenal dengan Gereja Ayam sangat mudah sekali.

Terlebih sekarang dari lokasi parkiran sampai di lokasi Bukit Rhema, jika tidak kuat jalan melewati kondisi jalan yang menanjak bisa naik mobil jeep. Untuk tiket masuk menuju Gereja Ayam, bagi turis domestik sebesar Rp 20.000 dan turis mancanegara Rp 30.000.

Nantinya, dengan tiket masuk ini, pengunjung mendapatkan voucher untuk ditukarkan dengan singkong goreng dan voucher potongan harga pembelian kopi di kafe di Gereja Ayam. Kemudian, untuk naik jeep agar tidak kecapekan, sekali jalan Rp 7.000, sedangkan PP Rp 14.000.

Bagian dalam Gereja Ayam (Eko Susanto/detikcom)Bagian dalam Gereja Ayam (Eko Susanto/detikcom)
Memasuki di bangunan bawah, traveler akan menemukan sekitar 26 tempat doa pribadi. Kemudian, juga ada tempat doa khusus untuk umat Buddha yang berada di bawah tanah. Kemudian, saat naik melewati tangga menuju mahkota yang dikenal dengan sebutan jengger tersebut, traveler bisa melihat lukisan-lukisan pakaian adat dari berbagai daerah maupun mural pesan-pesan menjauhi narkoba.

Di bangunan mahkota atau jengger tersebut, pengunjung bisa berfoto maupun selfie, namun harus berhati-hati. Dari lokasi ini, traveler bisa melihat pemandangan alam maupun pegunungan Menoreh serta Candi Borobudur dari kejauhan.

Kemudian, di bagian ekor Gereja Ayam ini, sekarang dilengkapi dengan kafe. Saat sampai di lokasi ini, traveler bisa menukarkan voucher dengan singkong goreng dan naik lagi bisa mendapatkan potongan harga pembelian kopi.

Sambil nyruput kopi dan menikmati singkong goreng tersebut, traveler bisa melihat keindahan pegunungan Menoreh. Selain itu, bisa melihat lokasi perkampungan penduduk dari kejauhan.

"Kami baru sekali ini datang ke sini. Kami tahu dari teman dan film AADC (Ada Apa Dengan Cinta) 2. Sampai atas sini, seneng lihat viewnya," kata Kitty Felicia Ramadani yang datang bersama suaminya, Pahala Basuki dari Jakarta saat ditemui di Gereja Ayam, Kamis (15/8/2019).

Pengunjung di Gereja Ayam (Eko Susanto/detikcom)Pengunjung di Gereja Ayam (Eko Susanto/detikcom)
Saat ini, di kompleks Gereja Ayam dibangun Kapel Bunda Maria Segala Bangsa yang mampu menampung 80 umat Katolik. Kemudian, dilengkapi dengan jalan salib dan Gua Maria. Kapel inipun bisa digunakan untuk pemberkatan nikah maupun misa.

Marketing Communication Bukit Rhema, Denmas Setia Wenes mengatakan, pembangunan dan peresmian kapel ini merupakan salah satu bentuk komitmen dalam menciptakan satu ekosistem wisata yang menunjukkan keberagaman di Indonesia. Untuk itu, nantinya akan dibangun tempat-tempat ibadah lainnya.

"Peresmian kapel ini merupakan langkah awal, jadi pada tahun-tahun selanjutnya masih akan ada peresmian-peresmian tempat ibadah lainnya yang berada di kawasan wisata Bukit Rhema," katanya.

"Kalau di ekosistem ini terdapat kapel, terdapat juga jalan salib dan gua Maria. Jadi untuk umat beragama Katolik, bisa datang ke sini berdoa. Jangan khawatir, kalau untuk tim gereja yang menghubungi manajemen untuk tiket masuknya kita free kan. Ini hanya untuk tim gereja yang ingin mengadakan ibadah di tempat ini," ujarnya.

Bangunan Gereja Ayam dilengkapi dengan kafe (Eko Susanto/detikcom)Bangunan Gereja Ayam dilengkapi dengan kafe (Eko Susanto/detikcom)
Nantinya, dalam waktu dekat akan melakukan pembangunan musala. Pembangunan musala ini, bekerja sama dengan warga Desa Karangrejo.

"Dalam waktu dekat ini, kami ingin menyelesaikan pembangunan musala bekerja sama dengan warga Desa Karangrejo. Di sini, sebenarnya sudah ada tempat ibadah untuk umat Buddha, walaupun musala sebenarnya sudah ada di dalam gedung, tapi kami buat sendiri-sendiri," tuturnya.

Rencana ke depannya, setelah kapel dan musala, kemudian tempat ibadah bagi umat Buddha, Pura dan tempat ibadah untuk umat Konghucu. Diharapkan, nantinya tempat ibadah bagi semua umat beragama ada di kompleks tersebut.

"Kami dalam izin tempat wisata merupakan wisata religi pertama di Jawa Tengah. Izin wisata religi tersebut sekarang masih dalam proses," ujar dia.

"Ide Rumah Doa ini, sebenarnya visi dari Bapak Daniel Alamsjah, pada tahun 1988 berdoa disini dan mendapatkan pewahyuan untuk membuat Rumah Doa. Rumah Doa yang tidak untuk umat Kristen saja, tapi untuk semuanya," katanya.

Pemandangan dari Gereja Ayam (Eko Susanto/detikcom)Pemandangan dari Gereja Ayam (Eko Susanto/detikcom)
Bangunan sebenarnya, katanya, merupakan bangunan berupa burung merpati yang memakai mahkota. Kebanyakan orang mengira mahkota bangunan tersebut merupakan jengger ayam. Kemudian, resmi mendapatkan izin dari Dinas Pariwisata sebagai wisata baru sekitar 2 tahun yang lalu sebagai destinasi titik wisata bagian dari Wonderful Indonesia.

Sebelum dikenal dalam film AADC 2, katanya, Bukit Rhema lebih banyak dikunjungi dari orang Eropa. Hal ini karena arsitektur bangunan yang dibuat Daniel Alamsjah mendapatkan pengakuan dari salah satu universitas di Eropa karena bangunan tanpa pilar tengahnya.

"Oleh karena itu, teman-teman dari Eropa dulu yang sering datang ke sini. Baru, setahun kemudian setelah AADC lebih booming lagi," tuturnya.

Sementara itu, Supervisor Operasional dan Marketing Bukit Rhema, Edward Nugroho menambahkan, pembangunan Rumah Doa ini untuk semua agama. Pembangunan semula sempat terbengkelai selama 10 tahun, kemudian setelah film AADC 2 menjadi booming dan menjadi tempat wisata. Sedangkan fungsi sebagai Rumah Doa tidak dihilangkan.

"Ya mempresentasikan dari semua tempat ibadah yang ada, kemudian kita juga memadukan konsep wisata alam dari sunrise, religi juga, wisata edukasi bahaya narkoba. Kebetulan di lantai 3, ada mural-mural tentang kampanye narkoba lewat lukisan, juga edukasi tentang multikulturalisme yang sebenarnya ingin kami sampaikan kepada pengunjung dari semua generasi. Itu pesan yang ingin disampaikan dari Bukit Rhema seperti itu," ujarnya.

"Untuk sunrise jam 04.00 WIB, kami sudah buka, tapi beda tiketnya, domestik Rp 40.000 termasuk breakfast dan mancanegara Rp50.000 termasuk breakfast juga. Reguler mulai jam 06.00 WIB sampai sore," ujarnya.

Simak Video "Menggoda! Pedasnya Ikan 'Mangut Beong' Khas Magelang "
[Gambas:Video 20detik]
(rdy/wsw)



Share on Google Plus

- Silly

-.

0 Comments :

Post a Comment