Gerakan Pita Kuning Minta KPU Buka Audit Kesehatan Petugas KPPS - Tempo.co

Gerakan Pita Kuning Minta KPU Buka Audit Kesehatan Petugas KPPS - Tempo.co Rss Online Gerakan Pita Kuning Minta KPU Buka Audit Kesehatan Petugas KPPS - Tempo.co, Kesehatan,

Judul Postingan : Gerakan Pita Kuning Minta KPU Buka Audit Kesehatan Petugas KPPS - Tempo.co
Share link ini: Gerakan Pita Kuning Minta KPU Buka Audit Kesehatan Petugas KPPS - Tempo.co

BACA JUGA


Gerakan Pita Kuning Minta KPU Buka Audit Kesehatan Petugas KPPS - Tempo.co

TEMPO.CO, Jakarta-Salah satu relawan Gerakan Pita Kuning Kolaborasi Millenial Nusantara, dr. Dinda Nasrul dari Universitas Indonesia mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk membuka data lengkap hasil audit kesehatan ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal.

"Banyak keluarga korban yang melapor mereka tidak tahu kenapa anggota keluarganya tiba-tiba meninggal. Mereka ingin tahu sakit apa, penyebabnya apa," kata Dinda di kawasan K.H Wahid Hasyim, Jakarta Pusat pada Ahad, 12 Mei 2019.

Baca: Kemenkes Sudah Investigasi Penyebab Petugas KPPS Meninggal Dia berpendapat KPU  memiliki hak untuk meminta surat atau laporan meninggal kepada pihak rumah sakit. Selama pelaksanaan Pemilu 2019, total ada 469 petugas KPPS yang dilaporkan meninggal dunia. Data tersebut per 10 Mei 2019. Selain itu, petugas KPPS yang dilaporkan sakit berjumlah 4.602 orang. Sehingga total petugas yang sakit dan meninggal sebanyak 5.071 orang.

Dinda menilai angka ratusan petugas yang meninggal dan ribuan petugas yang sakit seharusnya menjadi evaluasi untuk pemerintah, khususnya KPU. Apalagi, ia melihat, rekrutmen petugas KPPS yang diselenggarakan KPU tak memenuhi syarat sehat.

Dinda mencontohkan seharusnya KPU mewajibkan pelamar melampirkan surat sehat. Di samping itu, KPU juga harus menetapkan batas usia minimal dan maksimal ketika ingin mendaftar sebagai petugas KPPS. "Ada di daerah, anak di bawah umur sekitar 14 tahun dia jadi anggota KPPS menggantikan kakaknya. Ini menunjukan tidak ada perekrutan yang baik," kata dia.

Dinda juga mengaku menemukan adanya ibu-ibu yang hamil yang kemudian keguguran akibat kelelehan. Bahkan, ada yang sampai meninggal usai keguguran. Ia juga melihat para petugas KPPS ini tidak mempunyai shift atau jam kerja secara bergantian. 

"Mereka harus bekerja seharian penuh, tanpa ada pergantian. Kami ingin ada data lengkap hasil audit kesehatan secara lengkap ratusan petugas KPPS, supaya ada pertanggungjawaban secara hukum dan menjadi bahan evaluasi untuk pemerintah, khususnya KPU pada pemilu mendatang," ucap Dinda.

Kementerian Kesehatan telah menemukan 13 jenis penyakit penyebab meninggalnya petugas KPPS di 15 provinsi. Kementerian Kesehatan, dalam siaran persnya pada Minggu, 12 Mei 2019, menyebutkan 13 penyakit tersebut adalah infarct myocard, gagal jantung, koma hepatikum, stroke, respiratory failure, hipertensi emergency, meningitis, sepsis, asma, diabetes melitus, gagal ginjal, TBC, dan kegagalan multiorgan.

Simak: Perludem Minta Isu Petugas KPPS Meninggal Tidak DipolitisasiSelain disebabkan 13 jenis penyakit itu, ada pula penyebab meninggalnya petugas KPPS karena kecelakaan. Sebelumnya Kemenkes melakukan investigasi atas kasus tersebut. Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan di 15 provinsi, kebanyakan petugas KPPS yang meninggal berada di rentang usia 50-59 tahun.

Jumlah petugas KPPS meninggal di DKI Jakarta 22 jiwa, Jawa Barat 131 jiwa, Jawa Tengah 44 jiwa, Jawa Timur 60 jiwa, Banten 16 jiwa, Bengkulu tujuh jiwa, Kepulauan Riau tiga jiwa, Bali dua jiwa, Kalimantan Selatan delapan jiwa, Kalimantan Tengah tiga jiwa, Kalimantan Timur tujuh jiwa, Sulawesi Tenggara enam jiwa, Gorontalo tidak ada, Kalimantan Selatan 66 jiwa, dan Sulawesi Utara dua jiwa.

ANDITA RAHMA | ANTARA



Share on Google Plus

- Silly

-.

0 Comments :

Post a Comment