Judul Postingan : Wisata Sejarah, Kisah Benteng Setebal 1 Meter Jebol Ditendang - Tempo.co
Share link ini: Wisata Sejarah, Kisah Benteng Setebal 1 Meter Jebol Ditendang - Tempo.co
Wisata Sejarah, Kisah Benteng Setebal 1 Meter Jebol Ditendang - Tempo.co
TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisata sejarah menjadi bagian tak terpisahkan ketika pelancong berkunjung ke situs bersejarah. Di Kotagede, Yogyakarta, ada cerita tentang bagian tembok sebuah benteng yang hancur karena ditendang seorang anak kecil.
Baca: Wisata Sejarah, Teka-teki Letak Kerajaan Mataram di Kotagede
Mungkin tak banyak pengunjung yang memperhatikan tembok di Gang Santosa, Kampung Ndalem, Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta, saat melakukan wisata sejarah. Pemandu wisata Jelajah Pusaka Kotagede, David Nugroho mengatakan tembok itu merupakan benteng yang mengelilingi bangunan kawasan Kerajaan Mataram Islam bagian dalam atau disebut dengan Benteng Cepuri.
Dinding Benteng Cepuri itu tak utuh lagi. Tinggal menyisakan panjang sekitar 50 meteran. Satu ujung berada di mulut gang, dan ujung lainnya bertumbuk dengan rumah penduduk. Keunikan situs Benteng Cepuri di gang itu ada pada bagian tengah tembok yang runtuh.
Di sana tembok terbelah dua membentuk semacam gapura. Sementara reruntuhan bata merah dibiarkan menumpuk di tengah. Entah benar atau tidak, tembok itu runtuh bukan dimakan usia. Bukan pula karena gempa. “Berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, tembok itu runtuh karena ditendang Raden Rangga,” David Nugroho saat memandu wisatawan menyusuri situs-situs kawasan cagar budaya Kotagede, Yogyakarta, Minggu pagi 21 April 2019.
Artikel lainnya:
Berebut Sandaran Tangan di Kursi Tengah Pesawat, Itu Hak Siapa?
Raden Rangga adalah anak dari Panembahan Senopati yang merupakan raja pertama Kerajaan Mataram Islam. Raden Rangga masih kecil saat menendang benteng yang tebalnya lebih dari 1 meter itu. Masyarakat sekitar menyebut bagian Benteng Cepuri yang jebol dengan sebutan “benteng jebolan Raden Rangga”. Bisa dibayangkan kesaktian anak raja pada masa itu.
Kondisi dinding Benteng Cepuri Kerajaan Mataram Islam yang jebol konon karena ditendang Raden Rangga, anak Raja Panembahan Senopati. TEMPO | Pito Agustin Rudiana
Istri penjaga situs Watu Gilang -singgasana Panembahan Senopati, Suheryanti mengatakan, menurut cerita dari leluhur, Raden Rangga adalah anak Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul. "Karena itu dia amat sakti namun juga nakal," kata dia. Satu ketika, Panembahan Senopati ingin menguji kesaktian anaknya. Dia meminta Raden Rangga memencet jempol kakinya dengan disaksikan segenap keluarga dan pejabat kerajaan.
Rupanya Panembahan Senopati tak merasa kesakitan. Raden Rangga kemudian marah lantaran malu karena dianggap tidak kuat atau sakti. Dia kemudian berlari keluar dari keraton namun tidak melalui pintu, melainkan menjebol dinding benteng. Tumpukan batu bata yang runtuh itu ada yang direstorasi untuk dikembalikan ke bentuk semula. Bagian yang direstorasi itu ditandai dengan paku yang ditancapkan.
Baca juga: Beda Sadranan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dan Surakarta
Menurut Suheryanti, ada pula versi lain dari kisah Raden Rangga yang menjebol dinding Benteng Cepuri. Kisahnya, Raden Rangga menjebol dinding benteng setelah diminta memijat Panembahan Senopati dan sampai membuat ayahnya kesakitan. Lantaran merasa sakit namun tak kunjung berhenti memijat, Panembahan Senopati menendang tubuh Raden Rangga hingga tubuhnya membentur dinding benteng dan jebol.
0 Comments :
Post a Comment