Judul Postingan : 4 Obyek Wisata yang Wajib Dikunjungi saat Liburan ke Wakatobi - Kompas.com - KOMPAS.com
Share link ini: 4 Obyek Wisata yang Wajib Dikunjungi saat Liburan ke Wakatobi - Kompas.com - KOMPAS.com
4 Obyek Wisata yang Wajib Dikunjungi saat Liburan ke Wakatobi - Kompas.com - KOMPAS.com
WAKATOBI, KOMPAS.com – Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terkenal dengan wisata baharinya yang memukau. Keindahannya pun sempat dianugerahi sebagai Best Resort and Spa dari Dive’s Magazine Travel Award di peringkat ketiga.
Pesona bawah laut Wakatobi kerap masuk dalam daftar kunjungan para penyelam dan para pecinta olahraga diving. Di sini, wisatawan dapat melihat secara langsung beragam jenis terumbu karang dan biota laut lainnya.
Jika Anda juga turut memasukan Wakatobi di daftar agenda destinasi wisata, beberapa tempat di Wakatobi wajib Anda datangi. Berikut di antaranya:
1. Pantai Taduno
Pantainya memiliki pasir putih dan hamparan lautan berwarta biru terang. Pantai ini cocok bagi Anda yang menyukai tempat panas untuk bermain atau sekadar berjemur di pinggir pantai.
Baca juga: GenPI akan Buat Pariwisata Wakatobi Melesat
Ketika hari sudah menjelang sore, pengunjung dapat menikmati matahari terbenam bersama keindahan berbagai jenis burung yang beterbangan dan hutan mangrove. Sedangkan saat surut, airnya bisa melebar sampai 75 meter ke bawah.
Pantai Taduno merupakan pantai terluas di Desa Sombano dengan garis pantai sepanjang 400 meter dengan gelombang laut yang cukup tinggi.
2. Desa Pajam
Desa ini merupakan daerah penghasil kerajinan tangan khas Wakatobi seperti kain tenun dan cindera mata eksotis. Desa Pajam juga merupakan desa tertua di Wakatobi yang diyakini masyarakat setempat sebagai asal muasal peradaban Kerajaan Kaledupa.
Wilayah ini dikenal dengan kawasan Benteng Palea yang merupakan salah satu obyek wisata paling sering dikunjungi wisatawan saat mendatangi Pulau Kaledupa.
Baca juga: Seru! Anak-anak Wakatobi Berenang dan Panjat Pinang di Laut
Di sini, Anda bisa melihat beberapa gadis yang sedang belajar menenun bersama ibunya menjelang pernikahan atau pada usia 20 tahunan. Kegiatan ini dilakukan karena penenun di Desa Pajam menguasai keterampilan menenun secara turun-temurun.
Anda bisa membeli kain khas ini sebagai oleh-oleh atau untuk dipakai sendiri. Harga yang ditawarkan berkisar Rp 300.000 hingga jutaan rupiah, tergantung motif dan jenis tenunnya.
3. Desa Liya Togo
Berada di sisi selatan Pulau Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Desa Liya Tago menyuguhkan sejumlah pepohonan singkong, kedondong, dan juga asam yang tumbuh di sela-sela batuan, hanya beberapa putuh meter dari pantai.
Desa ini merupakan daerah penghasil bahan baku makanan tradisional khas Wakatobi. Singkong adalah bahan baku untuk membuat kasomi, sementara kedondong untuk membuat perende, sejenis sayur asam.
Baca juga: Meriahnya Parade Kebudayaan Bahari Masyarakat Wakatobi
Jika ingin berkunjung ke sini, Anda diwajibkan mengenakan sarung dari kain tenun khas setempat. Penggunaan sarung untuk pria berbeda dengan wanita.
Pria wajib mengenakan sarung layaknya tradisi melayu, namun dengan ukuran yang lebih panjang sampai bawah lutut. Sementara untuk wanita diperkenankan menggunakan satung itu dengan mengikatnya di salah satu bahu.
4. Puncak Jamakara
Puncak Jamakara berada di kawasan Pajam, Kaledupa. Untuk dapat ke sini, Anda akan menempuh perjalanan selama 30 menit dari Desa Ambeua Raya.
Untuk dapat ke puncak, pengunjung harus berjalan kaki dari batas Desa Wadur lantaran melewati Benteng Palea yang dibangun pada masa pemerintahan Kesultanan Buton pada pertengahan abad XVI tahun 1531.
Pengunjung dilarang memakai busana berwarna mencolok pada hari-hari tertentu. Juga tidak diperkenankan menggunakan payun dan tidak bicara dengan suara nyaring.
0 Comments :
Post a Comment