Judul Postingan : Wisata Horor ke Pulau Narapidana di Teluk Jakarta - detikTravel
Share link ini: Wisata Horor ke Pulau Narapidana di Teluk Jakarta - detikTravel
Wisata Horor ke Pulau Narapidana di Teluk Jakarta - detikTravel
Jakarta - Siapa bilang Jakarta tak punya wisata nyali yang di kelilingi keindahan laut? Inilah Onrust, pulau di Kepulauan Seribu yang penuh dengan makam tak bernama.Deretan bangunan tua tak terawat, tampak dari kejauhan saat perahu yang dikemudikan nelayan dari Muara Kamal mendekat ke dermaga pulau. Onrust, begitu nama pulau di salah satu gugusan Kepulauan Seribu ini, sesuai dengan yang tertulis di tembok keramik yang berdiri di atas batu karang.
Nahkoda perahu tak bisa langsung menuju dermaga, karena batu karang mengelilingi hampir sekujur pulau ini. Para nelayan yang biasa mengantar para pemancing ini harus memutar ke tengah laut dulu, sebelum kemudian mengarahkan kemudinya masuk celah sempit di ujung Selatan pulau yang jadi lokasi dermaga.
Tak ada keramaian yang menyambut di dermaga sebagaimana yang biasa dijumpai di pulau lain di Kepulauan Seribu yang jadi destinasi wisata. Susananya sepi saat kami datang saat di siang yang terik di akhir pekan lalu, alih-alih melihat pasir putih, pulau ini justru dipenuhi dengan reruntuhan bangunan tua yang terkesan angker.
(Muhammad Idris/detikcom)
|
Pulau tersebut sangat rindang dengan pepohonan besar yang memenuhi seisi pulau, sehingga bisa mengusir hawa panas selama perjalanan dengan perahu nelayan yang kecepatannya tak lebih dari 10 km/jam ini.
Saking lebatnya kanopi pohon-pohon yang berusia ratusan tahun ini, membuat bagian tengah pulau tampak gelap. Cukup menambah kesan seram pulau yang pernah dijadikan tempat eksekusi mati narapidana ini.
Tujuan pertama kami adalah kerkhoff atau kuburan Belanda yang ada di sisi Utara pulau. Di hari-hari biasa, bagian pulau ini paling jarang didatangi pengunjung, namun cukup ramai saat akhir pekan. Makam tua ini ditandai dengan sebuah gapura besar berkelir putih berwarna putih kusam.
Deretan nama-nama khas orang Belanda, tertulis pada nisan yang dipahat dari batu-batu besar yang tertata apik di hamparan tanah berpasir. Mengacu pada keterangan yang ada di papan, kebanyakan orang dikuburkan di sini adalah pelaut dan serdadu Eropa yang mati muda karena penyakit tropis saat datang ke Hindia Belanda.
Yang paling terkenal di komplek makam Belanda ini adalah tempat peristirahatan Maria van de Velde (1693-1721). Maria lahir di Amsterdam pada 1693 dan meninggal di Onrust pada 19 November 1721. Entah benar atau tidak, konon, gadis malang ini meninggal bunuh diri karena kekasihnya yang tak kunjung menemuinya. Sebuah puisi berisi kepedihan mendalam dalam Bahasa Belanda dipahat di pusara makamnya.
(Muhammad Idris/detikcom)
|
Sebagian makam bahkan ukurannya sangat besar, dengan dihiasi dengan patung-patung atau hiasan dalam bentuk ornamen tertentu. Bisa jadi mereka adalah para pembesar Belanda di zamannya.
Suasana makam cukup rindang, namun juga angker, karena sebuah pohon beringin tua berdiri di tengah makam. Berlama-lama di makam tua Belanda, membuat bulu kuduk berdiri.
BACA JUGA: Pulau Seribu, Destinasi Traveler Jakarta yang Rindu Pantai
Tak jauh dari makam Belanda, terdapat puluhan tumpukan batu-bata tak jauh dari garis pantai. Itu adalah kuburan para jemaah haji yang singgah di pulau ini. Di zaman kolonial, Onrust dijadikan tempat untuk karantina bagi jemaah haji yang baru pulang dari Mekkah sebelum mereka didaratkan ke Batavia.
Berbeda dengan kuburan Belanda, makam-makam haji yang meninggal ini letaknya tak beraturan. Tak ada nama maupun tahun kematian seperti yang tertulis pada nisan-nisan Kerkhoff. Kuburan orang lokal yang mencolok, adalah dua makam yang dikeramatkan di sudut pulau. Ubinnya dari keramik, sementara nisannya terbungkus kain kafan putih.
Makam keramat ini beratapkan seng yang melindunginya dari terik dan hujan. Semakin mendekat masuk ke makam, bau minyak kemenyan langsung menyengat hidung. Sisa-sisa bunga dan sesajen tampak bertebaran di atas makam.
(Muhammad Idris/detikcom)
|
Tak jelas siapa tokoh yang dimakamkan di situ. Dari beragam cerita, kuburan keramat tersebut disemayamkan pemimpin pemberontak DI/TII Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, yang dieksekusi di Pulau Onrust pada masa pemerintahan Presiden Soekarno pada 1964.
Onrust bisa dikatakan bukanlah pulau untuk tamasya menikmati pantai. Selain identik dengan dengan makam dan eksekusi mati, pulau ini dipenuhi reruntuhan bekas benteng, penjara, dan asrama karantina haji. Bangunan-bangunan tua tersebut tampak tidak terawat dengan lumut memenuhi setiap bagian. Sementara tumbuhan rambat dengan bebas menjalari bekas-bekas tembok yang masih tegak berdiri.
(Muhammad Idris/detikcom)
|
Masuk ke bagian tengah pulau, terdapat bekas penjara yang dibangun Belanda. Ruangan sel di Onrust ini dulunya jadi tempat tahanan para pemberontak yang terlibat dalam pembajakan kapal Angkatan Laut Belanda De Zeven Provincien atau Peristiwa Kapal Tujuh tahun 1933. ABK yang sebagian besar pribumi ini memberontak setelah desas-desus pemerintah memotong gajinya.
Suasana museum tak kalah angkernya. Patung-patung para pemberontak ini tampak seperti mayat manusia yang diawetkan. Wajah sangar sipir dan serdadu Belanda juga tampak hidup, sehingga membuat mata tak berani berlama-lama menatap.
BACA JUGA: TPU Jeruk Purut, Wisata Mistis Paling Ngeri di Jakarta
Para pemancing sendiri enggan mendekati bagian Utara pulau seluas kurang dari 10 hektar ini, apalagi saat hari menjelang sore. Entah alasan karena tak banyak ditemui ikan, atau karena alasan lainnya. Mereka lebih suka memancing di dekat dermaga.
Namun begitu, Onrust juga kerap ramai di hari-hari tertentu. Kebanyakan operator wisata menawarkan kunjungan singkat ke pulau ini. Ini karena agen wisata menawarkan paket 3 pulau sekaligus yakni Cipir, Kelor, Onruts dari pagi hingga sore harinya.
(Muhammad Idris/detikcom)
|
0 Comments :
Post a Comment