Judul Postingan : Nyontek Korsel Ekspor Kulit Tikus, Sri Mulyani Genjot Ekspor Daerah - IDN Times
Share link ini: Nyontek Korsel Ekspor Kulit Tikus, Sri Mulyani Genjot Ekspor Daerah - IDN Times
Nyontek Korsel Ekspor Kulit Tikus, Sri Mulyani Genjot Ekspor Daerah - IDN Times
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan pertumbuhan ekspor tahun ini bisa mencapai 15 persen dibanding 2018.
"Saya yakin target tersebut bisa dicapai terlebih dengan adanya National Export Dasboard (NED) ini jadi pelaku usaha bisa menentukan langkah yang tepat dengan melihat data-data yang disajikan NED," paparnya usai melaunching NED di Indonesia Eximbank Prosperity Tower, Rabu (27/02).
1. Korsel ekspor kulit tikus saat krisis
Sri Mulyani bercerita dua minggu terakhir, dia membaca buku yang mengulas kebangkitan Korea Selatan saat krisis pada 1970-an. Dia membandingkan situasi krisis saat itu sama dengan yang menimpa Indonesia pada 1998 lalu. Kelaparan dan kemiskinan melanda rakyat Korsel.
"Tahu tidak ekspor pertama Korsel adalah produk kulit tikus, saat itu banyak hama tikus jadi dibuat perlombaan, satu ekor dihargai berapa lalu dieksport, jadi mereka jadikan masalah jadi solusi. Saya saja bacanya gatel ini benar-benar terjadi bukan fiksi," bebernya.
2. Ingin buat perlombaan ekspor tiap daerah
Berkaca dari pengalaman Korsel, Sri Mulyani ingin membuat perlombaan antar daerah untuk menggenjot ekspor Indonesia.
"Saya jadi punya pikiran buat perlombaan ekspor daerah jadi bupati, gubernur akan berlomb-lomba menggenjot ekspor, kalau laporan keuangan kan ada WTP kenapa gak kita masukin ekspor. Eropa saja sudah jalan sejak tahun 70 an tapi gak apa-apa kita lakukan sekarang better late than not kan," terangnya.
3. Sri Mulyani menyebut janji Unied dibayar tunai
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editors’ picks
Selain melaunching NED, Sri Mulyani juga merasa senang dengan pemaparan analisis lima dari sepuluh komoditas ekspor unggulan dari University Network for Indonesia Export Development (Unied). Dari paparan tersebut, menurutnya, dia bisa mengetahui kondisi komoditas ekspor secara detail mulai bahan bahan, market, juga berbagai kendala yang dialami pengusaha.
"Satu tahun lalu saya menantang Unied untuk menganalisis komoditas ekspor dan ini hasilnya saya senang janjinya dibayar tunai," candanya.
Baca Juga: Ribuan Ton Manggis Purwakarta Diekspor ke China
4. Permasalahan ekspor pelik
Sri Mulyani berterima kasih Unied mau bekerjasama memajukan ekspor Indonesia melalui kajiannya. Dia mengakui pemerintah sudah sibuk dengan regulasi jadi tidak bisa tiap hari memelototi data. Maka ia menyambut baik adanya dunia akademik jadi partner dalam menganalisis detail persoalan ekspor.
"Saya tiap hari ditanya wartawan, bu bagaimana cara meningkatkan ekspor padahal hal tersebut tidak semudah membalik telapak tangan, kita lihat permasalahan ekspor itu detail dan pelik," ungkapnya.
5. Hasil analisis jadi platform kebijakan
Sri Mulyani menegaskan hasil analisis data tidak hanya pajangan saja tetapi akan ditindak secara kongkrit.
"Hasil paparan ini akan saya follow up apa yang akan kita lakukan apakah kendala policy, modal tadi ada juga masalah mesin yang sudah tua, kurangnya tenaga atau dua duanya yaitu modal dan policy nanti akan kita formulasikan pada lembaga atau kementerian yang menangani," tegasnya.
Baca Juga: Galakkan Ekspor, Mendag: Suka Tidak Suka Masih Tergantung Sawit
0 Comments :
Post a Comment