Judul Postingan : 1.000 Anak Muda SEAR Bahas Masalah Kesehatan - BeritaSatu
Share link ini: 1.000 Anak Muda SEAR Bahas Masalah Kesehatan - BeritaSatu
1.000 Anak Muda SEAR Bahas Masalah Kesehatan - BeritaSatu
Jakarta, Beritasatu.com - Sedikitnya 1.000 anak muda dari Kawasan Asia Tenggara (South-East Asia Region/SEAR) akan bertemu pada tanggal 20-21 Maret 2019 di Jakarta. Mereka akan membahas masalah kesehatan di kawasan ini.
Kegiatan SEAR Youth Town Hall yang pertama kali diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemkes) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta didukung oleh Center For Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) ini merupakan acara penting yang akan mempertemukan 1.000 pemuda dengan usia antara 18-39 tahun.
Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kemkes, Acep Somantri, mengatakan, Youth Town Hall adalah sebuah ruang konsultasi dan partisipasi antara pemangku kepentingan terkait dengan kelompok pemuda. Ini ajang bertukar masukan serta rekomendasi tentang bagaimana meningkatkan kolaborasi maupun keterlibatan kelompok pemuda dalam kesehatan dan kesejahteraan kalangan remaja.
Dengan fokus pada pemuda usia 18-39 tahun dari seluruh kawasan Asia Tenggara, mereka akan berdiskusi dengan para pemangku kepentingan mengenai masalah-masalah pemuda dalam kesehatan masyarakat. Mulai dari penyakit tidak menular, kesehatan kota, kesehatan mental, kesehatan seksual dan reproduksi, serta reformasi tenaga kerja kesehatan.
"Youth Town Hall juga akan mengundang beberapa pemuda dari negara lain di wilayah SEAR untuk berbagi pembelajaran dan praktik terbaik dalam menangani permasalahan kesehatan dan kesejahteraan remaja,” kata Acep pada temu media di Kantor Kemkes, Jakarta, Senin (18/3/2019).
Forum ini akan diikuti oleh 950 anak muda Indonesia dan 40 anak muda dari 10 negara di kawasan Asia Tenggara, yaitu Thailand, Myanmar, Bangladesh, India, Nepal, Srilanka, Indonesia, Timor Leste, Maldives, dan Butan. Mereka dipilih untuk mewakili keterlibatan anak muda dalam masyarakat sipil, badan pemerintah, akademisi, sektor bisnis, dan media, yang relevan dengan pembangunan kesehatan.
Dari forum tersebut diharapkan muncul kebutuhan kesehatan yang dirasakan remaja atau pemuda dari negara-negara kawasan Asia Tenggara, dan adanya masukan dari kaum muda tentang layanan kesehatan ramah remaja serta program kesehatan sekolah. Masukan ini kemudian akan digunakan untuk mendesain ulang layanan tersebut.
"Kami juga berharap ada umpan balik tentang harapan kaum muda terkait cara mereka dapat terlibat dalam pembangunan kesehatan, dan mendefinisikan tantangan utama yang dihadapi kaum muda," kata Acep.
Senior Advisor Gender and Youth WHO, Diah Saminarsih, mengatakan, keterlibatan pemuda sangat penting dalam pembangunan Kesehatan. Dilaksanakannya Youth Town Hall intinya membuat ruang yang bisa menjadi katalisator untuk pembangunan kesehatan.
Kaum muda merupakan bagian terbesar dari populasi di negara-negara berkembang, termasuk wilayah Asia Tenggara. Indonesia sendiri memiliki lebih dari 63 juta anak muda atau 26 persen dari total penduduk saat ini sebanyak 238 juta jiwa. Mereka memiliki peluang untuk mencapai tujuannya ketika terjadi bonus demografi. Setengah dari usia produktif dari 15-65 tahun pada puncak bonus demografi nanti di sekitar tahun 2025-2035 adalah kaum muda usia 18-39 tahun.
Bonus demografi akan memberikan dampak merugikan jika tidak dikelola dengan baik. Karenanya kaum muda sangat berperan penting dalam mencapai jendela peluang di bonus demografi tersebut. Mereka akan memainkan peran penting dalam pembangunan nasional.
0 Comments :
Post a Comment