Prediksi Perkembangan Teknologi pada 2019 - iNews

Prediksi Perkembangan Teknologi pada 2019 - iNews Rss Online Prediksi Perkembangan Teknologi pada 2019 - iNews, Teknologi,

Judul Postingan : Prediksi Perkembangan Teknologi pada 2019 - iNews
Share link ini: Prediksi Perkembangan Teknologi pada 2019 - iNews

BACA JUGA


Prediksi Perkembangan Teknologi pada 2019 - iNews

JAKARTA, iNews.id - Banyak kemajuan teknologi pada akhirnya menciptakan sesuatu yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup. Pada 2019, konektivitas tanpa batas, otomatisasi sepenuhnya, dan realitas yang diperluas, akan terasa semakin dekat, membentuk cara manusia memanfatkan teknologi cerdas saat terjadi intelligent transformation.

Bagaimana prediksi perkembangan teknologi pada 2019? Dalam keterangan tertulisnya kepada iNews.id, Minggu (23/12/2018), Country General Manager Lenovo Indonesia, Budi Janto memaparkan prediksi teknologi di masa depan.

Pertama, semua menjadi lebih cerdas. Ruang yang cerdas, baik itu fisik ataupun digital, adalah lingkungan di mana manusia, perangkat, dan sistem berinteraksi secara terbuka, terkoneksi, serta efisien. Entah itu kota cerdas, ruang kerja digital, atau rumah cerdas, ekosistem ini selalu berkembang.

“Jadi di mana celahnya? Berdasarkan riset baru-baru ini, tim kami yang mengurus pengalaman pengguna menemukan menghemat waktu, menciptakan kenyamanan, dan memungkinkan terwujudnya koneksi manusia, merupakan hal-hal paling dihargai manusia dari teknologi mereka. Jika teknologi itu tidak memenuhi kebutuhan dasar manusia, maka pengguna akan segera meninggalkannya,” ujar Budi.

Dia menuturkan ini berarti pengalaman yang tidak begitu membingungkan dan memakan waktu saat konsumen mempersiapkan rumah cerdas dengan berbagai produk dari beragam manufaktur, tanpa terjadinya integrasi. Kategori rumah cerdas akan terus berkembang saat ada solusi yang menawarkan konfigurasi cepat, pengalaman pengguna yang mulus, dan interoperasional antar perangkat serta ekosistem.

Pengadopsial PC dengan fitur-fitur yang lebih cerdas dan terkoneksi, seperti voice recognition, otentifikasi biometrik, dan konektivitas yang always-on, bersamaan dengan smart display menggabungkan visual (display layar sentuh) dengan audio (voice assistant) juga akan mengubah cara berinteraksi dengan teknologi untuk mendapatkan informasi lebih cepat dan koneksi lebih nyaman.

Di tempat kerja, yang penting adalah pengalaman pegawai. Bukan melulu tentang teknologi atau ruang kerja, tapi juga tentang budaya dan bagaimana ketiga unsur ini menyatu.

Untuk menarik calon pegawai terbaik dan juga menciptakan perusahaan inovatif serta menguntungkan, perusahaan harus menyadari dan mengakomodasi perubahan tentang bagaimana millenial serta post-millenial bekerja. Apa yang mereka harapkan di tempat kerja, serta menghargai kebutuhan pribadi mereka.

Budi memaparkan ruang-ruang yang diperkaya dengan teknologi, yang dapat dikonfigurasi dan fleksibel, sekarang sedang digemari, tapi semuanya masih butuh kenyamanan dan rasa memiliki. Perusahaan yang berpikir ke depan akan mulai mengalihkan perhatian mereka ke konsep tempat kerja yang transisional dan mobile, yang mendukung kolaborasi serta koneksi manusia. Baik itu di lorong, kafetaria, ataupun huddle room.

Ruang bersama ini akan membutuhkan perangkat yang lebih cerdas untuk kolaborasi instan dan kreasi bersama-sama, termasuk solusi ruang rapat cerdas, display interaktif, dan masih banyak lagi. Selain itu, saat Generasi Z yang fasih teknologi memasuki dunia kerja, mereka mengharapkan bisa memegang kontrol atas perangkat teknologi yang tersedia.

"Mereka lebih menyukai teknologi yang biasa mereka gunakan, dan mereka sangat memengaruhi kebutuhan departemen IT kantor. Perusahaan yang sukses menjalani transformasi tempat kerja akan menyeimbangkan tujuan tersebut dengan kebijakan budaya inclusive dan sentuhan personal yang menjembatani pengawai menuju cara bekerja baru," kata Budi.

Aspek lainnya dari transformasi tempat kerja adalah kemampuan perusahaan dalam berpikir ke depan untuk menerapkan perangkat yang sudah dikonfigurasi, atau siap untuk cloud. Solusi smart vending adalah trend lainnya yang didorong oleh transformasi tempat kerja, di mana pegawai bisa membeli beragam produk IT, dari laptop yang sudah dikonfigurasi, sampai ke mouse, keyboard, ataupun headset. Bagian cerdas dari solusi vending ini menghilangkan keribetan dokumen kertas dalam proses procurement dan memberdayakan pengawai serta end-user agar fokus pada produktivitas.

Kedua, Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan AR/VR merupakan topik yang hangat di industri, dan menjanjikan konektivitas tanpa batas, otomatisasi penuh, serta realita yang semakin luas. Pengadopsian teknologi ini akan terus meluas ke berbagai sektor di tahun 2019, dari manufaktir ke pendidikan, ritel, dan masih banyak lagi.

Bahkan, menurut studi Accenture baru-baru ini, 72% petugas kesehatan setuju bahwa realitas yang lebih luas akan semakin tersebar dan memberikan dampak ke semua industri dalam lima tahun ke depan.

Sementara ramalan Market Research, sektor kesehatan IoT akan terus berkembang secara signifikan, mencapai 163.24 miliar dolar AS pada 2020, meningkat 38 persen dari 2015.

AR/VR juga memberikan dampak yang menarik untuk kesehatan. Contohnya, AR/VR dapat digunakan untuk membantu pasien mengujungi rumah sakit secara virtual sebelum diopname, atau membantu pasien memvisualisasi prosedur untuk mengurangi kegelisahan. VR juga dapat menyediakan pengalihan perhatian untuk pasien anak yang diopname, misalnya hiburan, meditasi, atau permainan yang seru.

Di sektor pendidikan, VR di ruang kelas dapat ‘membawa’ pelajar ke tempat yang tidak bisa mereka datangi, misalnya di alam liar atau benua lain melalui wisata virtual, ataupun berpartisipasi di lab virtual untuk mengidentifikasi gen baru. Untuk pelajar dengan disabilitas fisik, sosial ataupun kognitif, VR menciptakan lingkungan dan bahkan meningkatkan arena bermain.

Potensi belajar jarak jaruh secara virtual juga semakin terlihat, menyediakan pelajar dan guru dengan kemampuan untuk menciptakan konten VR dan mendistribusikannya ke kelas.

Ritel juga mengalami transformasi, dengan cara baru untuk mengidentifikasi dan berinteraksi dengan pelanggan lebih cepat saat sedang berbelanja, serta memungkinkan pelanggan untuk belanja secara lebih fleksibel, baik itu via mobile, self-checkout, online, atau checkout reguler.

Penggunaan aplikasi yang menyatu ini memimpin revolusi di perangkat transksional.  Perangkat ini terintegrasi dengan tampilan antarmuka untuk program loyalty pelanggan, dan fitur IoT untuk meningkatkan ritel dengan teknologi baru dalam pricing secara real-time, manajemen inventaris, serta analitik pelanggan.

"Saat perkembangan dan aplikasi ini masuk ke berbagai industri vertikal, kita akan melihat pengadopsian teknologi yang lebih cepat, karena biaya teknologi pun menurun sehingga perusahaan dapat meningkatkan pendapatan," ujar Budi.

Ketiga, AR bukan lagi untuk senang-senang, tapi juga demi fungsionalitas. Pasar teknologi yang  immersive berkembang sangat pesat. Bahkan, pengeluaran produk dan layanan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) diprediksi akan mencapai 27 miliar dolar AS tahun ini atau naik 92% dibandingkan pengeluaran tahun lalu berdasarkan data IDC. VR sudah lebih dulu memiliki pengaruh dalam industri gaming, jurnalistik, produksi film, pendidikan, olahraga, musik, serta visualisasi pelatihan dan data.

Budi menerangkan, pangsa yang lebih menggiurkan sesungguhnya terletak pada AR. Teknologi ini telah digunakan untukhiburan konsumendan ruang komersial yang mampu meningkatkan efisiensi dalam pelatihan, pemeliharaan, dan perpindahan pengetahuan ke dalam lingkungan yang menyatu atau immersive. Kehadiran teknologi 5G, kemampuan luar biasa AR seperti gambar komputer yang sangat nyata, remote assistance, object recognition, workflow builders, serta konten-konten hebat lainnya akan berkembang dan berdampak besar bagi bisnis.

Selain itu, akan ada peningkatan permintaan terhadap perangkat keras/lunak agnostic solution untuk mengurangi kesulitan pengguna ketika menemukan ketidakcocokan antara headset dan kacamata AR dengan konten dan platform AR. Content creator dan pencipta perangkat kerasmungkin akan mengembangkan sebuah perangkat keras dan lunak yang holistik dan seamless sebagai solusi untuk bisnis. AR diprediksi akan meraih momentum dalam segmen komersil di tahun ini. Dalam waktu dekat, perusahaan-perusahaan juga akan memanfaatkan AR dan VR secara simultan melalui integrasi IT untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Keempat, manusia seringkali dianggap sebagai titik lemah dalam keamanan. Pertumbuhan mobilitas, BYOD, kerja jarak jauh dan gig economy berkontribusi terhadap tantangan keamanan yang dihadapi perusahaan di zaman ini.

Pegawai yang abai atau tidak paham akan protokol keamanan dapat mengakibatkan ancaman keamanan, kerugian finansial, dan kerusakan reputasi perusahaan. Digital natives terbiasa dengan teknologi yang lebih rahasia dalam hal akses data personal, namun kesalahan tetap dapat terjadi jika manusia lebih memilih kenyamanan daripada kepatuhan terhadap protokol keamanan.

AI disebut-sebut sebagai jalan menuju perlindungan; tetapi seperti halnya alat yang kuat, AI dapat digunakan untuk kebaikan ataupun untuk keburukan, karena platform AI juga disukai oleh para penjahat siber.

"Kami memprediksi lebih banyak fokus pada pembelajaran mesin untuk mengatasi kerentanan keamanan, serta lebih fokus pada solusi keamanan end-to-endversus kumpulan tambal sulam alat diskrit. Ada empat ruang bagi perusahaan dan pengguna untuk melindungi diri mereka sendiri, data, identitas, online, dan perangkat," ujar Budi.

Dia menyebutkan menawarkan sejumlah siklus hidup dan manfaat lainnya, DaaS (Device-as-a-Service) adalah cara cerdas untuk mengatasi masalah keamanan, terutama karena mereka menjadi semakin kompleks dan sering muncul karena tenaga kerja mobile yang semakin meluas.

"Untuk menanggapi fenomena tersebut, perusahaan perlu mencari solusi yang tangkas, dapat disesuaikan, dan kontrol yang lebih besar terhadap ekosistem perangkat serta keamanan yang diimplementasikan dengannya,” kata Budi.

Tren yang sedang berkembang, hampir 30% dari CIO yang menanggapi studi Gartner pada 2018 sedang mempertimbangkan DaaS sebagai bagian dari strategi perangkat mereka dalam lima tahun ke depan, dan studi IDC baru-baru ini menunjukkan total nilai pasar tiga kali lipat hingga 2020.

Untuk sementara, ada tantangan inheren yang perlu dipecahkan. Laporan terbaru IDC menyoroti masalah dihadapi organisasi ketika menyangkut manajemen siklus hidup perangkat.

Di mana lebih dari setengah organisasi menyatakan dapat meningkatkan siklus hidup perangkat mereka. Berbagai tantangan termasuk pembaruan berkala, masalah penyesuaian dan kekhawatiran atas pengelolaan masuknya BYOD secara aman.

Editor : Dani Dahwilani



Share on Google Plus

- Silly

-.

0 Comments :

Post a Comment