Tentang Kurir Narkoba Tertua di Dunia - Tempo.co

Tentang Kurir Narkoba Tertua di Dunia - Tempo.co Rss Online Tentang Kurir Narkoba Tertua di Dunia - Tempo.co, Dunia, Internasional,

Judul Postingan : Tentang Kurir Narkoba Tertua di Dunia - Tempo.co
Share link ini: Tentang Kurir Narkoba Tertua di Dunia - Tempo.co

BACA JUGA


Tentang Kurir Narkoba Tertua di Dunia - Tempo.co

Ada cara menikmati dan bahkan menertawakan usia senja. Untuk aktor dan sutradara Clint Eastwood, 88 tahun, caranya menikmati hari senja adalah dengan tetap berproduksi dan memerankan tokoh anti-hero Earl Stone. Setelah perusahaan pembibitan bunga lily miliknya bangkrut, Earl pada usianya yang hampir mencapai 90 tahun tak paham apa yang harus dilakukannya.

Meski untuk generasinya dia tergolong sehat dan bahkan masih bisa keliling menyetir dari satu kota ke kota lain untuk bertanding dalam pameran dan lomba bunga (yang selalu saja diakhiri dengan kemenangannya), Earl akhirnya mengarahkan truk berisi barang-barang miliknya ke pesta pertunangan cucunya Ginny (Taissa Farmiga). Dari adegan pertemuan itu, jelaslah Earl Stone ternyata seorang botanis yang seluruh hidupnya dipersembahkan hanya untuk kebun bunganya, “karena merawat dan melihatnya berkembang membuatku bahagia,” demikian kata Earl menjelaskan pada Mary (Dianne Wiest) mantan isterinya yang begitu marah padanya. Maklum selama mereka masih suami isteri, Earl bukan sekedar melupakan hari ulang tahu perkawinan, hari wisuda anak-anaknya, tetapi juga hari perkawinan puterinya. Ringkasnya, Earl Stone adalah pengusaha bunga yang berdedikasi pada bunga dan kawan-kawannya, tetapi suami dan ayah yang buruk.

Lalu, apa jalan keluar Earl untuk mencoba mencari nafkah setelah kebangkrutannya? Dia menjadi kurir berkilo-kilo kokain antar negara bagian. Opa Earl berpikir, kenapa tidak? Dia supir yang tak pernah dapat surat tilang; dia menikmati perjalanan sembari menyanyi lagu country dengan suara parau bak karaoke jalanan; dan yang paling penting, usianya yang sudah renta itu dia akan pernah dicurigai polisi. Sebegitu mulusnya dia mondar-mandir membawa berkilo-kilo kokain yang diganjar berikat-ikat duit, hidup si Tatha (panggilan bahasa Spanyol untul ‘opa’) membaik. Rumah dan kebun yang disita sudah bisa ditebus kembali; kafe kawannya yang kebakaran direnovasi dan perkawinan cucunya pun dia ikut menyumbang dan bahkan dia diajak berpesta di rumah si bos kartel di Meksiko sana. Pendek kata, duit meluncur bak air mancur dan hubungan dengan keluarganya sendiri terasa semakin membaik.

Problem muncul justru karena Opa Earl terlalu berprestasi. Polisi dan Detektif urusan narkoba, DEA (Drug Enforcement Administration) mencurigai betapa banyaknya kokain yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Syahdan agen DEA Colin Bates (Bradley Cooper) yang baru ditempatkan di Chicago dituntut untuk menginvestigasi dan menguak misteri keberhasilan penyelundupan ini. Ternyata sulit, karena siapa yang akan menyangka kakek tua renta berwajah baik hati itu membawa puluhan kilo kokai di bagasinya? Tak ada. Polisi manapun selalu terkecoh olehnya.

Film karya Clint Eastwood ini diangkat dari kisah nyata yang ditulis oleh Sam Donick di dalam The New York Times. Agen Jeff Moore –yang di dalam film ini menjelma menjadi Colin Bates—adalah agen utama yang bebulan-bulan memburu Leo Sharp, tanpa menyadari bahwa si kurir dahsyat itu adalah seorang kakek berusia hampir 90 tahun. Dalam artikel tersebut bahkan ditayangkan proses penangkapan Leo Sharp dan perdebatan mereka karena Sharp tak merasa punya salah apapun saat dihentikan polisi.

Pertama-tama, masterpiece Clint Eastwood bagi saya masih tetap film Mystic River (2003). Tetapi setelah puluhan film dari yang serius maupun yang komersil justru film The Mule adalah karya Eastwood lain yang terbaik karena ia menampilkan dirinya sebagai tokoh antihero. Sebelumnya dia juga melakukan hal yang sama pada film Grand Torino (2008), Eastwood juga tampil sebagai si kakek penyendiri yang lebih sering menggeremeng, keras kepala dan berjarak dengan keluarganya. Bedanya, sebagai Opa kurir narkoba, Eastwood menjadi lucu dan menyenangkan. Tentu saja dia bukan gambaran kakek yang kita kasihi di rumah, yang bakal memberi nasehat pada cucu-cucunya. Kakek Earl Stone yang tak pernah ingat keluarga ini sangat menikmati hidup: sandwich terenak di Amerika (“mari kita stop dulu di warung sandwich,” katanya dengan santai mengajak anggota kartel narkoba yang diperintahkan mengawalnya); doyan perempuan (ya, pada usia begitu, dia masih bisa tidur dengan dua perempuan sekaligus) dan dia juga sama sekali tidak punya beban dengan ketertinggalan pengetahuannya: dari persoalan gagap teknologi yang menyebabkan dia bangkrut karena menolak menggunakan internet untuk berjualan; hingga persoalan sempitnya pengetahuan Earl Stone hingga tak menyadari perubahan dunia di mana ada istilah-istilah rasial dan orientasi seksual yang perlu “disetip” dari kehidupan.

Film ini, meski mengandung ketegangannya sendiri adalah komedi yang asyik ditonton. Eastwood kali ini betul-betul tak punya beban tampil sebagai tokoh anti hero yang hidupnya berantakan, meski pada satu titik dia mencoba menebus semua dosanya demi keluarganya. Tentu saja terasa anti klimaks ketika kurir gayek kita melakukan pertaubatan. Tetapi tampaknya Eastwood—yang kembali bekerja sama dengan penulis skenario Nick Schenk—ingin menyorot betapa cintanya tokoh nyata Leo Sharp kepada bunga. Persis seperti pada kisah nyata. Dan kemesraannya dengan bunga itu diperlihatkan pada awal film. Serta akhir film, meski berlokasi di halaman penjara.

THE MULE

Sutradara: Clint Eastwood

Skenario: Nick Schenk (berdasarkan artikel The New York Times “The Sinaloa Cartel's 90-Year-Old Drug Mule” oleh Sam Donick)

Pemain: Clint Eastwood, Dianne Wiest, Bradley Cooper, Taissa Farmiga

Produksi: Warner Bros



Share on Google Plus

- Silly

-.

0 Comments :

Post a Comment